Menurutnya dari bahasa tubuh yang ditampilkan, Jokowi akan mengumumkannya sebelum pelantikan Presiden dan wakil Presiden terpilih pada 20 Oktober 2019.
"Iya sudah akan segera diumumkan," kata Oesman Sapta di Kompleks Parlemen, senayan, Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Menurut dia, dari bahasa tubuh yang ditampilkan, tidak akan ada peluang partai di luar koalisi Indonesia Kerja yang masuk kabinet di pemerintahan mendatang.
'Tidak juga (pelung partai di luar koalisi) , tentu beliau punya pemikiran yang lebih jauh dan lebih memungkinkan, untuk sejalan dengan pikirannya," katanya.
Menurut Oesman Sapta dalam menyusun kabinet pemerintahan mendatang, presiden berkomunikasi dnegan banyak pihak.
Meskipun memiliki hak prerogatif, Jokowi berkomunikasi dengan Ketum Parpol pengusung dalam penyusunan kabinet.
"Siapa bilang (tidak komunikasi), masing-masing mungkin sudah diajak bicara satu-satu dipanggil, kalau saya sih sudah tahu dan sudah pernah bicara sama beliau kita sepakat untuk menyerahkan hak prerogatif kepada Presiden sendiri," katanya.
Nasdem Tak Ingin Jadi Beban
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan komposisi menterinya akan lebih banyak diisi dari kalangan profesional ketimbang partai politik dalam kabinet 2019-2024.
Partai NasDem menegaskan akan mendukung kebijakan Jokowi tersebut.
"Kalau NasDem pasti dukung," ujar Ketua DPP Partai NasDem Irma Suryani Chaniago, Kamis (15/8/2019).
Karena bagi NasDem, berapapun yang diberikan Jokowi, maka itu akan diterima.
"Kami tidak ingin membebani presiden dengan masalah ini," tegas mantan Juru bicara TKN Jokowi-Maruf Amin ini.
Irma menuturkan, angka 45 persen itu berarti parpol masih mendapat alokasi sekitar 15-17 kursi menteri.