"Apalagi pas seleksi, ada 5-6 kali seleksi. Ada rasa ingin nyerah, tapi ortu selalu support," kenangnya dengan mata berkaca-kaca.
"Ortu bilang harus banggain provinsi dan banggain ortu. Mereka selalu kasih motivasi, tak boleh nyerah dalam seleksi dan harus tetap tersenyum," kisah Juana mengulangi pesan orangtuanya.
Satu pengalaman pun dikisahkan Juana saat dirinya sudah menyerah saat seleksi akhir di daerah.
Namun, sang Bunda hadir menyejukkan dan menyemangatinya untuk terus berjuang menggapai impiannya.
"Waktu itu pernah, seleksinya sudah di tingkat nasional. Tapi berkas ada belum lengkap terus kita urusin sampai jam 1 malam di Dispora. Saya capek banget."
"Tapi kata ibu, saya harus berusaha. Ibu bilang tinggal selangkah lagi ke Istana, anakku," kenang Juana.
2. Maria Felicia Gunawan (2015)
Maria Felicia Gunawan mebawa bendera pusaka pada 17 Agustus 2015.
Maria mewakili Provinsi Banten.
Gadis manis ini duduk di kelas X BPK Penabur Gading Serpong kala mendapat kehormatan tersebut.
Ia merupakan pembawa bendera pertama yang berasal dari keturunan Tionghoa.
Selain itu, Maria juga menjadi pembawa baki pertama yang menerima bendera dari Presiden Joko Widodo yang belum lama memimpin Indonesia kala itu.
Cia, begitu ia biasa disapa, menjadi pembawa baki pada peringatan HUT ke-70 RI pada 2015.
3. Nilam Sukma Pawening (2016)