Untuk menemukan kayu bajakah itu sulit, sebab bentuknya mirip dengan tumbuhan lain yang juga hidup di hutan.
Batang pohon bajakah yang terpotong meneteskan air berwarna bening. Air tersebut berkhasiat untuk kesehatan.
Air dari kayu bajakah itu terasa seperti air putih biasa namun terasa dingin.
Guru pembimbing Karya Ilmiah Remaja SMA 2 Palangkaraya, Herlina, mengatakan bahwa kemungkinan besar kayu bajakah tidak dibudidayakan dan tumbuh liar di habitat aslinya.
Tumbuhan ini hanya hidup di lokasi rimbun di mana sinar matahari tak banyak masuk karena tertutup rimbunnya hutan.
Hal tersebut yang membuat bajakah sulit dibudidayakan.
Kayu bajakah mengandung 40 macam zat penyembuh kanker, di antaranya saponin, fenolik, steroid, terpenoid, tannin, alkonoid, dan terpenoid.
Zat tersebut diketahui dari pengujian laboratorium.
"Kalau dibudidayakan, kandungannya akan berbeda dengan tanaman yang ada di habitatnya karena dari struktur dan zat haranya berbeda," kata Herlina.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Siswa Penemu Obat Kanker dari Bajakah Dikabarkan Terancam Keamanannya, Begini Kata Guru Mereka, https://jabar.tribunnews.com/2019/08/15/siswa-penemu-obat-kanker-dari-bajakah-dikabarkan-terancam-keamanannya-begini-kata-guru-mereka?page=all.