Atik mengatakan bahwa ia bekerja serabutan di kebun sawit dan karet.
Baca: Anies Kukuhkan Paskibraka Provinsi DKI Untuk Bertugas Dalam Upacara HUT RI di Pulau Reklamasi
Terkadang, ia menerima upah sebesar Rp 75 ribu.
"Saya tidak punya uang. Saya hanya kerja serabutan di kebun sawit dan karet orang lain. Kadang satu hari dapat gaji Rp 75.000. Itu pun enggak tiap hari," kata Atik.
Atik dan anak-anaknya kini tinggal di sebuah rumah bantuan Pemerintah Kabupaten Kampar yang dibangun di atas tanah milik saudaranya.
Sebelumnya, ia tinggal di sebuah rumah dari kayu yang dipinjamkan oleh akak ibunya.
"Dulu kami tinggal di rumah kayu punya kakak ibu. Tapi sekarang alhamdulillah dapat bantuan bedah rumah dari pemerintah," kata Atik.
Meskipun tak adanya sosok suami yang mendampingi Atik, namun ia tetap semangat menyekolahkan anaknya, Asraf salah satunya.
Perjuangan untuk menyekolahkan Asraf membuahkan hasil yang manis.
Terlebih lagi Asraf merupakan siswa yang rajin dan tekun belajar.
Atik juga bercerita bahwa Asraf yatim dari lahir.
"Ashraf ini anak yatim dari lahir. Dia anak yang rajin dan tekun belajar. Saya selalu berdoa yang terbaik buat dia dan anak-anak saya yang lain," ucap Atik.
Meskipun tidak mempunyai biaya, namun pada saat latihan dan seleksi, Atik selalu memberikan semangat dan motivasi.
Kini, Asraf sedang berada di Jakarta sebagai salah satu Paskibraka.
Atik juga mengatakan bahwa Asraf tidak membawa HP saat berada di jakarta.
"Saya kangen sekali sama dia. Dia enggak pegang HP jadi enggak bisa dihubungi. Saya harap Asraf sukses saat pengibaran bendera nanti," ujar Atik.
Selain Asraf, Provinsi Riau juga mengirimkan wakil lainnya, yakni Tri Setya Negara Putri, seorang siswi SMA 1 Rengat di Kabupaten Indragiri Hulu.
(Tribunnews.com/ Renald) (KOMPAS.COM/ Idon Tanjung)