"Pelaku saat ini diperiksa oleh tim Densus 88 karena karena diduga kuat anggota jaringan pelaku terorisme," kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Sandi Nugroho, di Mapolsek Wonokromo.
Pengakuan Ketua RT
Polisi menggeledah rumah kos pelaku penyerangan Polsek Wonokromo, Imam Mustofa (31) di Sidosermo VI Gang I No 10A Wonokromo, Surabaya.
"Sebelum maghrib, sekitar pukul 17.50 WIB sudah ada orang di sini jaga-jaga. Sekitar pukul 19.00 WIB, habis isya polisi minta saya jadi saksi," kata Ketua RT III RW II Sidosermo Surabaya, Ainun Arif, Sabtu (17/8/2019).
Baca: Jokowi Lakukan Hal Tak Biasa Saat HUT Kemerdekaan RI, Presiden Turun dan Salami Komandan Upacara
Baca: Pura-pura Mau Melapor, Simpatisan Isis Tiba-tiba Menyabetkan Clurit ke Petugas di Polsek Wonokromo
Ainun Arif mengatakan, saat menggledah kamar kos pelaku Imam Mustofa, polisi membawa laptop, kertas dan handphone.
"Istrinya Fatimah sama tiga anaknya dibawa. Dua laki-laki satu perempuan," kata dia.
Menurut Ainun, Imam sudah lima tahun tinggal di kamar kos berpagar hitam tersebut.
Imam dikenal dengan nama Ali yang sehari-hari sebagai penjual sempol.
"Lima tahun di sini, tinggal di kamar pojok kiri," kata dia.
Sebelumnya, Imam Mustofa terlibat penyerangan dua anggota polisi Polsek Wonokromo, sekitar pukul 16.45 WIB, Sabtu (17/8/2019).
Imam berpura-pura melapor ke SPKT Polsek Wonokromo, namun kemudian meloncat dan menyerang polisi menggunakan celurit.
Satu anggota polisi terluka di bagian pipis, tangan dan kepala, sementara satu anggota lain mengalami lebam pukulan.
Diduga Simpatisan ISIS
Pelaku penyerangan polisi Polsek Wonokromo, IM (30), diduga simpatisan ISIS.
Pasalnya, polisi menyebut menemukan barang bukti beberapa senjata, makanan ringan dan kertas dengan cetakan lambang ISIS.