Namun, Deddy meminta orang di lokasi tersebut untuk mengedepankan antisipasi agar kericuhan tidak meluas.
Setelah itu, massa pengunjuk rasa pun bergerak menuju kantor Dewan Adat agar dapat membicarakan masalah tersebut dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat.
Pada saat itulah, ada oknum yang mengibarkan bendera Bintang Kejora yang kerap kali dikaitkan dengan referendum Papua.
"Pas di Forkopimda, mereka menaikkan bendera Bintang Kejora, bendera KNPB (Komite Nasional Papua Barat), Organisasi Papua Merdeka, ada beberapa benderalah," kata Deddy.
Massa pun memaksa bupati untuk memegang bendera tersebut, tetapi tidak dilakukan.
Masyarakat lain yang melihat pemaksaan tersebut merasa kecewa.
"Bupati dipaksa (memegang bendera), ada masyarakat yang lihat, 'Bupati kita kok digitukan'," tutur dia.
Kemudian, ada sekelompok orang yang menamakan diri Barisan Merah Putih dan meminta bendera Bintang Kejora diturunkan.
Namun, massa tidak mau menurunkan bendera Bintang Kejora dan malah melempari kantor Dewan Adat dengan batu.
Baca: Mendarat di Pekan Baru, Menpar Arief Yahya Gas Destinasi Riau
Baca: Pelatih Timnas Negara Tetangga Indonesia Pensiun karena Kanker Stadium 2
Baca: Anak Lelaki Nunung Ungkap Kondisi Sang Bunda yang Seminggu Lalu Dipindah ke RSKO
Aksi itu pun memprovokasi warga sekitar yang merasa Dewan Adat tidak mewadahi adat di Papua.
"Mereka minta bendera diturunkan, tetapi tidak diturunkan, malah yang dari kelompok Organisasi Papua Merdeka melempar, ya sudah mereka (warga) terpancing," ujar Deddy.
Sejak siang tadi, Deddy menyebutkan bahwa situasi di daerah tersebut sudah kondusif.
Untuk saat ini, aparat kepolisian belum mau membicarakan soal upaya penegakan hukum.
Deddy menegaskan, pihaknya masih berupaya agar tidak terjadi konflik di masyarakat.
Wiranto terbang ke papua
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto akan terbang langsung ke Papau untuk melihat kondisi pascakerusuhan di Manokwari dan Sorong.