Perekonomian
Perekonomian Kutai Kartanegara saat ini masih didominasi sektor pertambangan dan penggalian.
Dilansir situs resmi kabupaten, kegiatan pertambangan Kutai Kartanegara meliputi pertambangan migas dan non migas.
Hasil tambang minyak bumi dan gas alam memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian Kutai Kartanegara karena menjadi komoditi ekspor utama hingga saat ini.
Berdasarkan data dinas pertambangan, total produksi batu bara di Kutai Kartanegara pada 2015 mencapai 55.844.597,90 ton yang berasal dari 73 perusahaan tambang batu bara.
Pada 2010 lalu, sektor pertambangan dan penggalian di Kutai Kartanegara menyumbang 83,84 persen bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Penduduk dan bahasa
Mengutip kukarkab.bps.go.id, jumlah pertumbuhan penduduk di Kutai Kartanegara pada 2016 tercatat sebesar 2,40 persen dengan total 735.016 jiwa.
Baca: Wajah Gembira Isran Noor, Ibu Kota Dipindahkan ke Kaltim
Baca: PPP Setuju Adanya RUU Pemindahan Ibu Kota
Dilansir situs resmi kabupaten, Kutai Kartanegara sebagian besar penduduknya bertempat tinggal di daerah pantai dan tepian sungai.
Mereka kebanyakan bekerja sebagai nelayan, pedagang, dan karyawan di pemerintahan maupun swasta.
Sementara itu, penduduk asli Kutai Kartanegara dulunya hidup nomaden alias berpindah-pindah karena mata pencaharian mereka adalah berladang dan berburu.
Penduduk Kutai Kartanegara terdiri dari banyak suku dan sub suku memiliki bahasa beragam.
Kini, bahasa Indonesia sudah dikenal hampir di seluruh pelosok Kutai Kartanegara, sementara bahasa suku hanya digunakan untuk berkomunikasi antar anggota suku sendiri.
Beberapa bahasa sub suku yang kini tidak digunakan lagi adalah bahasa Umaa Wak, Umaa Palaa, Umaa Luhaat, Umaa Palog, Baang Kelo, dan Umaa Sam.
Bahasa tersebut dulunya lazim digunakan masyarakat Dayak di hulu maupun hilir Mahakam.
Saat ini, Kutai Kartanegara dipimpin seorang bupati bernama Edi Damansyah.
Edi Damansyah sebelumnya juga sempat menjabat sebagai Plt Bupati Edi Damansyah pada 2017-2018.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)