TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) R. Saddam Al Jihad mengatakan kisruh kebangsaan hari ini ada hubungan dengan tarik-menariknya OBOR (One Belt One Road) Tiongkok dengan Indo-Pasific Amerika Serikat (AS).
Luar biasa tarik menarik yang cukup kuat hari ini ada hubungan dengan tarik menariknya konsep kenegaraan secara regional yang berhubungan dengan OBOR dan Indo-Pasific tersebut.
"Ini luar biasa hari ini tarik menarik konsep kenegaraan secara regional yang berhubungan dengan OBOR dan Indo-Pasific," kata Saddam yang juga kandidat doktor Ilmu Pemerintahan ini dalam keterangannya, Sabtu (31/8/2019).
Saddam menegaskan bahwa konsolidasi luar negeri harus dibangun dengan tepat sasaran demi mempertahankan kebangsaan.
Baca: Jokowi ke Papua Hanya Persoalan Tempat, Terpenting Adalah Komitmen Pemerintah Selesaikan Masalah
Saat ini mulai bergerak wacana “Freedom West Papua” di media-media asing.
Tanggal 18 September ini diperkirakan pembahasan soal Papua akan dibarengi dengan Hongkong merdeka dan Palestina merdeka didalam UN General Assembly Season 73 di PBB dengan tema “The United Nation Relevant to All People”.
Artinya kondisi ini harus diselesaikan secara diplomasi kenegaraan.
Saddam sebagai generasi muda berpandangan bahwa generasi muda harus masuk dalam analisa persoalan kebangsaan.
Dia pun merekomendasikan pertama untuk Pemerintah melakukan diplomasi untuk menjaga persatuan dan kebangsaan.
Kedua, mesti menempatkan secara strategis upaya, langkah dan mekanisme ketahanan dan pertahanan bangsa.
Ketiga, reformasi sistem keamanan dan pertahanan mesti dilakukan dengan menguatkan poros Indonesia sebagai pemersatu.
"Jangan terprovokasi oleh OBOR dan Indo-Pasific. Artinya harus ada keseimbangan secara politik bebas aktif dan non blok," terangnya.
Saddam mengatakan bahwa kondisi kekisruhan kebangsaan hari ini ada dampak politik global yang masuk ke Indonesia sehingga penyelesaian harus simultan.
Dan di masyarakat harus ada penyelesaian secara kebudayaan, serta pada elit harus menyelesaikan di meja perundingan damai dan keseimbangan antar kepentingan, baik OBOR atau Indo-Pasific.
Terakhir Saddam menutup bahwa Setiap anak bangsa harus serius melihat kondisi ini dan melakukan strategi penyelesaian secara damai demi Indonesia dan NKRI yang berkelanjutan.