TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI F-PAN, John Siffy Mirin menyatakan perlakuan tindakan rasisme terhadap masyarakat Papua sudah terjadi sejak lama.
Ia menyatakan, perlakuan rasis dan persekusi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya merupakan satu contoh, sehingga mengakibatkan gejolak di bumi Cendrawasih yang tak kunjung mereda.
"Memang perlakuan rasis terhadap orang Papua ini mohon maaf bukan baru sekarang, ini sudah lama dan orang Papua sudah simpan sangat lama dan pada waktu peristiwa terjadi di Surabaya saya sendiri membuat statement bahwa negara mencoreng HUT RI ke-74," kata John di Ruang Fraksi PAN DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (3/9/2019).
Baca: Santet yang Dikirim AK Gagal Habisi Nyawa Suami dan Anak Tirinya Meski Sudah Bayar Dukun Rp 40 Juta
Legislator asal Yahukimo, Papua ini menyatakan, rakyat Papua marah besar ketika ada mahasiswanya yang mendapat perlakuan rasis.
John juga menyebut, aparat keamanan justru memperkeruh suasana.
"Pada saat di asrama mahasiswa Yahukimo di Surabaya itu ada aparat TNI polri dan ormas, kok kenapa tidak lakukan tindakan yang bisa menolong keselamatan dari mahasiswa atau tidak melakukan ucapan-ucapan yang bisa menyudutkan atau menjatuhkan martabat dan harkat orang Papua," jelasnya.
Baca: Senasib dengan Via Vallen, 5 Artis Ini Pernah Ditipu ART dari Dewi Perssik sampai Ussy Sulistyawati
"Saya yakin dan percaya bahwa setiap manusia yang hidup di Indonesia tidak ada yang keturunan binatang,100 persen manusia dan organ darah kita sama-sama 100 persen manusia," pungkas John.
Diketahui, gejolak sosial yang berujung kerusuhan di tanah Papua berawal dari insiden rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.
Baca: DPR Sahkan UU Pekerja Sosial, Ketua Panja: Tonggak Sejarah Baru
Letupan amarah warga Papua pun dimulai dari Manokwari, Fak-Fak dan meluas hingga ke kota Jayapura.
Massa merusak fasilitas umum sampai membakar Gedung DPRD Papua Barat.