Seorang komika asal Papua Barat, Mamat Alkatiri menyebut jika warga Papua sudah membalas kebaikan Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang komika asal Papua Barat, Mamat Alkatiri menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki niat baik dalam menyelesaikan kasus kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat.
Warga Papua, ungkap Mamat Alkatiri, sudah membalas kebaikan Jokowi ketika Pilpres 2019 lalu.
Mamat Alkatiri juga mengaku sedih lantaran kerusuhan yang berawal dari isu rasisme di Papua kini malah jadi bahan perdebatan para petinggi negara sedangkan amarah rakyat di Papua juga butuh diredakan.
Baca: Tanggapi Kondisi Papua, 4 Organisasi Nyatakan Sikap
Baca: 6 Fakta Veronica Koman, Tersangka Provokasi Asrama Papua: Dicap Pengkhianat, Pernah Hina Jokowi
"Saya komedian, yang selalu menertawakan hal-hal dalam kehidupan, tapi hari ini sedih karena yang di atas bapak-bapak kita bertengkar, yang di bawah juga bertengkar, jadi bingung sebenarnya saya," ucap Mamat Alkatiri dalam tayangan unggahan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (3/9/2019)..
Mamat Alkatiri menyebut peristiwa persekusi kepada rakyat Papua sebenarnya bukan hal baru dan bahkan sudah ia alami sejak dahulu.
"Ini kan bukan kejadian pertama sebenarnya, kita kan tiap tahun, tiap tahun akan membicarakan soal Papua seperti ini terus."
"Dari sudah lama masalah rasisme, saya dari 2010 saya sudah alami itu, persekusi saya sudah alami itu," ungkap Mamat Alkatiri.
Baca: Siapa Veronica Koman? Tersangka Provokasi Asrama Mahasiswa Papua yang Pernah Buat Mendagri Berang
Baca: Ditetapkan Polda Jatim Sebagai Tersangka Kerusuhan Asrama Papua, Veronica Koman Berkicau di Twitter
Komedian kelahiran Fakfak ini menyebut amarah para mahasiswa Papua di Surabaya adalah akumulasi dari persekusi yang selama ini mereka alami.
"Dan ini bukan kasus pertama, ini kasus yang berulang-ulang kali, sehingga mahasiswa-mahasiswa ini sudah muak, marah, akhirnya melampiaskan kekecewaannya gitu," ujarnya.
Mamat Alkatiri kurang setuju dengan saran pemerintah agar warga Papua memaafkan begitu saja lantaran sejak dahulu memang sudah memaafkan tapi kejadian ini terus berulang.
"Lalu pemerintah dengan gampangnya suruh kita saling memaafkan dan sebagai macam gitu."
"Ya oke, kita mau dibilang kita orang Papua harus memaafkan dengan yang lain, kita sudah memaafkan sesama yang lain ini, sudah dari lama," kata Mamat Alkatiri.
Saking seringnya memaafkan, warga Papua disebut terlalu sabar untuk menghadapi kasus yang sama berulang-ulang.