TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan, Jendral (Purn) Moeldoko membantah pernah mengatakan Indonesia meminta bantuan Amerika Serikat menangani masalah keamanan di Papua dan Papua Barat.
“Saya seorang prajurit. Jadi tidak mungkin mempertaruhkan kedaulatan Indonesia,” kata Moeldoko dalam keterangan persnya, Rabu (4/9/2019).
Baca: Bicara Pemindahan Ibu Kota, Moeldoko Minta Amien Rais Jangan Tendensius
Moeldoko mengaku heran dengan banyaknya komentar sejumlah tokoh menanggapi pernyataannya.
Di depan jurnalis dari 40 media digital, cetak, dan elektronik di Kantor Staf Presiden, dia memutar kembali rekaman wawancara di depan sejumlah wartawan yang disampaikan dua hari sebelumnya, Senin (2/9) di KSP.
Saat itu Asisten Sekretaris Negara untuk Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik dari Amerika Serikat, David R Stilwell baru saja bertemu Moeldoko.
Dalam rekaman tersebut seorang jurnalis bertanya, “Pak, ini kan baru terjadi kerusuhan di Papua. Apakah dibahas juga dampak terhadap bisnis Amerika di sini?”
Moeldoko menjawab,”Oh, tidak ! Tidak secara spesifik membahas itu. Tetapi yang sama-sama kita inginkan adalah kita saling memberikan support atas kondisi yang terjadi di Papua. Dan tentang kedaulatan, beliau (David R Stilwell) sangat support.”
Usai pernyataan tersebut, semua media memberitakan sesuai dengan pernyataan Moeldoko.
Namun satu media online menurunkan berita dengan judul “Istana Minta dukungan AS Jaga Kedaulatan Indonesia di Papua."
Tim KSP langsung memeriksa kembali isi rekaman wawancara Moeldoko dengan para jurnalis.
Setelah dipastikan tidak ada pernyataan Moeldoko menyebut kata ‘meminta’, KSP menghubungi pemimpin redaksi media online tersebut.
KSP meminta agar media online tersebut memeriksa kembali, apakah judul yang digunakan sesuai dengan kontennya.
Pemimpin redaksi media online dimaksud menanggapi positif dan beberapa jam kemudian mengubah judul berita menjadi “Istana Harap AS Dukung Kedaulatan Indonesia di Papua.”
Meski awalnya kecewa dengan penulisan judul itu, Moeldoko memberi apresiasi atas respon mereka yang segera melakukan koreksi.
Ternyata, judul berita sebelum dikoreksi memicu kontroversi.
Sejumlah media online menggunakan judul tersebut dan meminta pendapat tokoh lain.
Baca: Panglima TNI Saksikan Latihan PPRC di Papua
Bahkan pemberitaan melebar hingga campur tangan asing dalam masalah kedaulatan Indonesia.
Moeldoko berharap media tidak memuat artikel yang bersumber dari pernyataan yang tidak pernah diucapkannya.