TRIBUNNEWS.COM - Komedian asal Fakfak, Papua, Mamat Alkatiri mengomentari sinis langkah yang akan dilakukan pemerintah guna mengatasi kisruh di Papua.
Pemuda yang memiliki nama lengkap Mohammed Yusran Alkatiri itu rupanya gusar, sebab menurutnya, perdebatan soal Papua selalu terjadi tiap tahun.
Wacana soal diskusi yang akan dilakukan pemerintah dengan rakyat Papua pun pada akhirnya tidak terlaksana.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Indonesia Lawyers Club edisi Selasa (3/9/2019), Mamat Alkatiri berujar bahwa kisruh yang bergejolak di Papua bukan baru kali ini saja terjadi.
Pun dengan Mamat Alkatiri yang mengaku sudah mengalami tindakan rasisme sejak tahun 2010.
"Ini kan bukan kejadian pertama, kita tiap tahun akan membicarakan Papua seperti ini terus dari sudah lama, rasisme, dari 2010 saya sudah alami itu. Persekusi, saya sudah alami itu," imbuh Mamat Alkatiri.
Mamat Alkatiri lantas mengungkapkan kegusarannya terkait dengan saran pemerintah untuk rakyat Papua pasca kerusuhan.
Yakni soal permintaah pemerintah agar rakyat Papua mau memberikan maaf.
Menurut Mamat Alkatiri, rakyat Papua selama ini sudah sangat sabar dan berulang kali memaafkan kasus rasisme.
"Kemudian pemerintah meminta kita untuk saling memaafkan. Ya oke, kita mau dibilang kita orang Papua harus memaafkan dengan yang lain, kita sudah memaafkan yang lain dari lama, kita sudah terlalu sabar untuk menghadapi kasus seperti ini," ungkap Mamat Alkatiri. (KN)