TRIBUNNEWS.COM - Sebelum 3 siswa SMK di Bantul hilang saat magang di Bali, ketiganya dijanjikan uang Rp 4 juta hingga Rp 8 juta.
Tiga siswa SMKN 1 Sanden Bantul, Yogyakarta hilang 9 tahun lalu ketika hendak melaksanakan magang di Pelabuhan Benoa Bali.
Hingga kini, tidak diketahui nasib ketiga siswa SMK yang diduga dijual oleh calo kapal tersebut.
Pihak keluarga telah mencoba berbagai cara, tapi semuanya sia-sia.
Riswanto Hadiyasa, orangtua Agiel Ramadhan Putra, siswa SMK yang hilang saat PKL bercerita bahwa ia dan puluhan orangtua siswa diundang ke sekolah untuk mendapatkan sosialisasi terkait PKL.
• Kronologi 3 Siswa SMK Bantul Hilang 9 Tahun saat Magang, Dijual Calo Kapal, Tak Jelas Nasibnya Kini
• Kilas Balik 5 September 14 Tahun Lalu Mandala Air Meledak, Gubernur Sumut Tengku Rizal Nurdin Tewas
• Telepon Terakhir Khansa di Tol Cipularang, Diduga Salah Satu Korban Terbakar Kecelakaan Beruntun
• Dul Jaelani Kembali Gantikan Posisi Ahmad Dhani dalam Konser Reuni Dewa 19, Akui Kerap Lost Control
Cerita tersebut disampaikan Riswanto kepada Kompas.com Rabu (4/9/2019).
Menurutnya, saat itu Agiel masih duduk di kelas 2 SMK dan akan dijadwalkan berangkat PKL.
Saat sosialisasi, Ahmad Fudadi yang saat itu menjabat sebagai Kepala SMKN 1 Sanden menyampaikan kepada wali murid bahwa tempat PKL diubah ke Tanjung Beno Bali dengan alasan di sana adalah pelabuhan internasional.
Padahal secara resmi, PKL dari sekolah dilaksanakan di Pekalongan Jawa Tengah selama 3 bulan.
Anak-anak yang berangkat magang ke Bali juga dijanjikan mendapatkan uang Rp 4 juta sampai Rp 8 juta.