TRIBUNNEWS.COM, SOLO - MA (25) mahasiswa S2 ITB jurusan mikro elektronika yang ditemukan tewas gantung diri di kamar kostnya di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/9/2019), ternyata sempat menempuh sekolah di luar negeri.
Sebelum menempuh pindidikan di ITB, MA menempuh pendidikan SMA di Turki selama 4 tahun.
Hal tersebut diungkapkan ayah MA, Siman saat ditemui TribunSolo.com di rumahnya di Mojolaban, Sukoharjo, Rabu (4/9/2019).
Baca: Moeldoko Gantikan Wiranto, Ahok jadi Menpan RB, Daftar Terbaru Calon Menteri Jokowi yang Mengemuka
Baca: 15 Nama Berpeluang Jadi RI 1 Selanjutnya, Ada 4 Kepala Daerah dan Ridwan Kamil dapat Catatan Khusus
Menurut Siman, anaknya itu sejak kecil sudah terlihat rajin dan pintar.
Saat duduk di bangku SD, dia pernah menjuarai olimpiade sains.
Berkat prestasi itu, MA mendapat tawaran dari sebuah SMP internasional di Semarang.
Lagi-lagi prestasinya moncer.
MA keluar sebagai lulusan terbaik di SMP itu, dan kembali mendapatkan tawaran beasiswa sekolah, kali ini di Turki.
Selama sekolah di Turki, MA sempat kecewa, karena tidak bisa mengambil jurusan IPA.
"Pemilihan jurusan itu sekolah yang menentukan, katanya dia sudah pintar di IPA, untuk memperluas pengetahuannya, dia dimasukan di jurusan IPS,"
"Dia sempat minta bantuan gurunya agar dipindah dijurasan IPA, dan tukar jurusan dengan temannya, tapi gak bisa," terangnya.
Namun semangat Mukhtar tidak berhenti sampai disitu, dia meminta ayahnya untuk mengirimkan buka pelajaran jurasan IPA.
"Dia belajar jurusan IPA sendiri, saya sering kirimkan buku Biologi, Fisika, Matematika seperti itu," imbuhnya.
MA menempuh pendidikan SMA di Turki selama empat tahun.
Setelah lulus almarhum kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikannya di ITB dengan mengambil jurusan Teknik Elektro.
"Dia kan gak punya NIM, dia masuk ITB lewat jalur Penerimaan Mahasiswa Baru WNI Luar Negeri (PMBLN-ITB),"
"Ada celah sedikit saja anak saya bisa memanfaatkan kesempatan itu, meskipun dia jurusan IPS, namun dia bisa kuliah di jurusan IPA," jelasnya.
Menurutnya, anaknya memang suka hal baru yang memberikan tantangan yang lebih sulit, sehingga sampai akhir hayatnya, dia belum pernah bercerita bercita-cita sebagai apa.
Almarhum masuk di ITB pada tahun 2014, setelah menempuh pindidikan selama empat tahun, dia lulus.
Kemudian, almarhum kembali melanjutkan pendidikan S2 di ITB dengan mengambil jurusan mikro elektronika.
Baru dua semester menempuh masa studinya, dia ditemukan tidak bernyawa di kamar kostnya.
Menurut Siman, anaknya itu tidak memiliki daya ingat yang baik, tapi dia rajin dan mau belajar serta berusaha.
"Anak saya pernah bilang, jika ingatannya gak bagus, tapi dia orangnya sregep (rajin),"
"Jika teman-temannya satu kali baca langsung ingat, dia mungkin butuh beberapa kali baca dulu," ucapnya.
Meninggalnya MA meninggalkan kedua orang tuanya dan tiga adiknya, jenazah almarhum saat ini sudah dikebumikan di TPU yang tidak jauh dari rumahnya.
Gantung Diri Di Kamar Kos
Sebagaimana diketahui, MA Seorang mahasiswa S2 ITB ditemukan tewas diduga bunuh diri, Selasa (3/9/2019) sore, sekitar pukul 17.30 WIB.
Kapolsek Coblong, AKP Auliya Djabar membenarkan adanya mahasiswa yang bunuh diri di sebuah kamar indekos di Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.
Auliya mengatakan korban diketahui bernama Muhtar Amin (25), tercatat sebagai warga Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.
Hal tersebut dikatakannya kepada Tribun Jabar saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Selasa (3/9/2019).
"Bunuh diri dengan cara gantung diri di kusen pintu kamar kostnya," ucapnya.
"Diketahui oleh temannya yang curiga melihat ada tali tambang biru terlilit di kusen pintu," kata Auliya Djabar.
Baca: Curhat Depresi Sebelum Tewas Gantung Diri, Muhtar Amin Mahasiswa S2 ITB: Aku Takut Sendirian
Setelah mencurigai adanya tali tersebut, saksi bersama teman lainnya mencoba mendobrak pintu kamar korban.
Namun karena terhalang oleh tubuh mahasiswa S2 Jurusan Mikro Elektronik ITB itu, pintu kamar sulit dibuka.
Hingga akhirnya berhasil didobrak setelah tali tambang tersebut digunting dari bagian ventilasi.
"Korban terlepas dari tali ikatan jatuh ke bawah dalam posisi terlentang," ucapnya.
Setelah itu warga bisa masuk dan melaporkan kejadiannya ke Polsek Coblong," ujar dia, dikutip TribunSolo.com dari Tribun Jabar.
Dia memprediksi korban baru meninggal dunia beberapa jam sebelum ditemukan.
Tubuh korban masih tampak segar, serta keterangan dari pihak Inafis Polrestabes Bandung bahwa tidak ada bekas kekerasan fisik.
Namun ditemukan surat kontrol dari Rumah Sakit Melinda 2 dari bagian kejiwaan, yang menerangkan bahwa korban mengalami depresi.
Meski demikian dia belum bisa memastikan penyebab utama atau alasan korban melakakukan bunuh diri.
"Korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), dokter yang bisa menentukan (penyebab kematian)," katanya.
"Kami telah menghubungi keluarga korban," ucapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Sosok MA, Mahasiswa ITB yang Tewas Gantung Diri, Sang Juara Olimpiade Sains yang Sekolah di Turki