News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabut Asap

Cegah Karhutla, Inovasi BioPeat Bisa Jadi Alternatif Suburkan Lahan Gambut

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza usai Rapat Terbatas terkait Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Pekanbaru, Riau, Senin (16/9/2019) malam.

TRIBUNNEWS.COM, RIAU - Penanganan terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Riau, terus dilakukan pemerintah melalui sejumlah lembaga dan kementerian dan mendapat arahan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Usai Rapat Terbatas (Ratas) yang digelar di Pekanbaru, Riau, Senin (16/9/2019) malam, bersama kabinet dan sejumlah lembaga terkait, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menyampaikan pihaknya terus mengoptimalkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ini juga menawarkan solusi teknologi berupa inovasi Biopeat.

Perlu diketahui, karhutla yang terjadi di Riau saat ini diduga dilakukan secara sengaja agar bisa dimanfaatkan lahannya oleh sejumlah oknum yang memiliki kepentingan.

Oleh karena itu, Biopeat dianggap bisa menjadi solusi agar tindakan tidak bertanggungjawab tersebut tidak terulang kembali.

"Inovasi BioPeat dapat meningkatkan pH lahan gambut sehingga dapat ditanami tanpa membakar lahan," ujar Hammam.

Inovasi satu ini merupakan terobosan teknologi pupuk hayati yang bisa dimanfaatkan pada lahan gambut, tanpa harus membakarnya.

Lahan gambut tropis selama ini diketahui memiliki kandungan asam organik yang tinggi dan unsur pH yang rendah.

Melalui BioPeat, unsur pH pun dapat ditingkatkan hingga mencapai pH 5.

Baca: Peringatan Dini BMKG: Tinggi Gelombang di Beberapa Perairan Mencapai 4 Meter

Baca: Fadli Zon Kritik Jokowi : Presiden Marah Berkali-kali, Tapi Kebakaran Hutan Jalan Terus

"Aplikasi pupuk hayati BioPeat pada tanah gambut mampu meningkatkan pH tanah dari semula rata-rata pH 3,9 menjadi sekitar pH 5," kata Hammam.

Jika pH pada tanah gambut tersebut meningkat, maka peluang bagi mikroba penyubur tanah lainnya untuk dapat bertahan hidup di lingkungan tanah gambut juga ikut meningkat.

Hal itu tentunya akan berdampak positif karena meningkatkan kesuburan pada tanah gambut.

Inovasi BioPeat yang dikembangkan BPPT ini merupakan hasil kerjasama dengan PT Riau Sakti United Plantations (RSUP) dan telah teruji kemampuannya melalui serangkaian uji aplikasi.

Produk ini dianggap mampu memperbaiki hasil panen para petani dan meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama.

BioPeat mampu memberikan dampak positif pada produksi tanaman jagung, nanas serta meningkatkan rasa manis pada buah naga.

"(BioPeat) sudah diujicoba dan terbukti dapat meningkatkan produktivitas tanaman Jagung, buah Nanas, dan meningkatkan kadar kemanisan buah Naga," urainya.

Inovasi BioPeat diharapkan mampu menjadi solusi dan alternatif positif bagi warga dalam memanfaatkan lahan gambut.

Sehingga mereka tidak perlu membakar lahan dan menyebabkan kerusakan pada lingkungan serta habitat hewan.

BioPeat, kata Hammam, dapat direplikasi pada lahan gambut di wilayah yang berpotensi terjadi bencana Karhutla.

“BPPT ingin petani untuk berhenti membakar lahan, dengan adanya inovasi BioPeat kami harap mampu menggantikan budaya membakar lahan," pungkas Hammam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini