TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkonsultasi dengan anggota BPIP Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii, terkait sosok menteri Kabinet Kerja Jilid ll.
Pertemuan Jokowi dan Buya Syafii berlangsung sekitar setengah jam di Istana Merdeka, setelah Presiden menerima jajaran Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
"Bahas soal menteri, pilih kabinet yang bagus," ujar Buya Syafii di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (19/9/2019).
Baca: Lima Nama Ini Disodorkan 20 Kelompok Relawan Sebagai Calon Menteri Jokowi
Baca: Sebulan Jelang Masa Jabatan Berakhir, 3 Menteri Jokowi Ini Sudah Pamitan dan Minta Maaf
Menurutnya, sosok menteri pada Kabinet Kerja mendatang berasal dari partai politik yang mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf maupun kalangan akademisi.
"Tapi orang yang profesional, punya integritas," ucap mantan Ketua PP Muhammadiyah itu.
Buya Syafii menjelaskan, Presiden Jokowi melihat ada persoalan yang dimiliki jajaran menterinya saat ini, seperti integritas, kompetensi, dan profesionalisme.
"Nanti dari partai boleh, tidak apa-apa tapi yang setia kepada Presiden, jangan yang bikin kacau," katanya.
Diusulkan jadi menteri
Sejumlah kelompok relawan Jokowi-Maruf Amin menyerahkan nama-nama calon menteri Kabinet Kerja jilid II.
Mereka menyerahkan draf berisi daftar nama tersebut ke Jokowi lewat Kementerian Sekretariat Negara, Selasa (17/9/2019).
Ada lima nama yang direkomendasikan. Nama-nama ini adalah hasil Konvensi Kabinet Jilid II Harapan Rakyat yang digelar 20 organisasi relawan Jokowi-Maruf Amin.
"Hari ini, saya didampingi Sekretaris Ali Nugroho, datang ke Kementerian Sekretariat Negara (Setneg)."
Baca: PSIS vs Persebaya, Bajul Ijo Siap Mainkan Pemain Asing Baru Asal Brasil Eks Kalteng Putra
"Untuk menyerahkan lima nama calon menteri usulan relawan," ujar Ketua Pelaksana Konvensi Adi Kurniawan, di Kantor Kementerian Setneg, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2019).
Daftar nama yang direkomendasikan mengisi Kabinet Kerja jilid II Jokowi-Maruf Amin adalah Irma Suryani Chaniago, Abdul Razak Wawo, Suprapto, Firman Jaya Daeli, dan Dato Muhammad Zainul Arifin.