TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian didaulat memberi sambutan atas nama Kepala Kepolisian anggota ASEANAPOL saat bertemu Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc di Hanoi, Vietnam, Kamis (19/9/2019).
Dalam sambutannya, Kapolri Tito mengatakan untuk mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan ekonomi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, hanya dapat terwujud jika didukung oleh stabilitas keamanan yang baik.
Misalnya, Tito melihat Vietnam mengalami kemajuan yang pesat dan serta kondisinya sangat jauh berubah serta pertumbuhan ekonominya juga 6,76 persen pada semester pertama tahun 2019. Tentu, hal ini merupakan tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
“Hal tersebut tentu tercapai karena stabilitas keamanan dalam negeri yang baik dibawah kepemimpinan Perdana Menteri. Oleh karena itu, kerja sama kepolisian di antara negara-negara anggota ASEANAPOL sangat penting dalam upaya mewujudkan kemajuan dan kesejateraan,” kata Tito lewat keterangan tertulisnya, Kamis (19/9/2019).
Baca: Beberkan Pesan yang Dikirimkan Poppy Kelly, Nikita Mirzani Soroti Bahasa Inggris Anak Elza Syarief
Baca: Berkarier sebagai Penyanyi di Amerika Serikat, Ini Tantangan Niki Zefanya
Baca: Kamera Top, Desain Elegan, Baterai Ciamik, realme 5 dan 5 Pro Dibanderol Terjangkau!
Sementara Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Xuan Phuc sepakat bahwa stabilitas keamanan dalam negeri menjadi modal penting untuk melaksanakan pembangunan. Untuk kerja sama kepolisian antar negara Asia Tenggara, Phuc mendorong agar hal itu terus dikembangkan secara optimal dan berkesinambungan.
“Terima kasih atas apresiasi yang disampaikan oleh Kapolri selaku perwakilan para kepala kepolisian negara anggota ASEANAPOL. Tidak lupa titip salam untuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo,” katanya.
Untuk diketahui, Kapolri juga melakukan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal INTERPOL Jurgen Stock di Hanoi, Vietnam. Dalam pertemuan itu, membahas secara khusus berbagai mekanisme dalam penyelenggaraan kesekretariatan INTERPOL seperti mekanisme penerbitan red notice, serta peran dan fungsi Commission for the Control of INTERPOL’s Files (CCF).
Kemudian, Tito mendorong penerbitan dan pengawasan red notice diselenggarakan secara lebih transparan dan profesional. Selain itu, komunikasi dan koordinasi antara Setjen INTERPOL dan negara anggota dalam pengelolaan red notice harus terus ditingkatkan.
“Demikian pula ketika muncul complain dan permasalahan dalam penerbitan red notice, negara pemohon harus dilibatkan secara lebih intensif untuk mengatasi kendala tersebut,” kata Tito.
Di samping itu, Kapolri juga melakukan pertemuan dengan Commissioner Royal Brunei Police Force, Dato Paduka Seri Haji Mohammad Irwan bin Haji Hambali membahas peningkatan kerja sama di bidang penanggulangan terorisme dan kejahatan yang melibatkan kedua negara.
Selanjutnya, Tito juga bertemu Commisioner New Zealand Police Mike Bush membahas peningkatan kerja sama soal kejahatan transnasional, khususnya terkait penanggulangan kejahatan terorisme dan siber.
Secara global, kejahatan transnasional yaitu terorisme masih menjadi pokok persoalan yang terjadi sejumlah negara. Oleh karena itu, penanggulangan terorisme di Indonesia kerap menjadi acuan negara-negara lain yang memiliki permasalahan serupa.