TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bertempat di Lapangan Putra Guna Pondok Pinang, Jakarta, Jumat (21/9/2019), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyelengarakan Tabligh Akbar yang menghadirkan Habib Salim bin Jindan.
Dalam sambutannya Kominfo yang diwakili oleh Kepala Bagian Hukum dan Kerjasama Sekretariat Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Mediodecci Lustarini, ini bertujuan untuk mengajak masyarakat merawat persatuan dalam membangun bangsa dan menyampaikan pesan perdamaian di Indonesia.
"Kominfo senantiasa berkomitmen untuk menyuarakan pentingnya merawat persatuan. Kegiatan ini salah satu bentuknya, bersilaturahmi ke warga pondok pinang untuk menyuarakan pentingnya persatuan bangsa", jelasnya
Kominfo berharap masyarakat memahami perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu, dan persatuan adalah pondasi pembangunan bangsa.
"Tabligh Akbar ini untuk mengingatkan kita bahwa persatuan adalah pondasi penting untuk membangun bangsa dan perbedaan bukanlah suatu kendala untuk Indonesia", ungkap Mediodecci.
Dalam ceramahnya di Tabligh Akbar Habib Salim mengajak masyarakat untuk senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya, salah satu tugas ulama adalah menjaga kerukunan umat dan selalu mengedepankan keharmonisan antar-sesama umat beragama.
Maka dari itu, ia mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terpancing isu-isu terkait radikalisme yang mengatasnamakan agama.
"Ulama itu tugasnya menjaga persatuan. Jangan mau terpancing isu radikalisme agama. Kita jangan mudah terpecah belah," ujar Habib.
“Kita sepakat bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu, begitu pula keberagaman bukanlah ancaman untuk Indonesia berdiri sebagai satu bangsa, bukankah perbedaan adalah Rahmat Allah , oleh karenanya kita wajib bersyukur dan menjadi perbedaan serta kemajemukan sebagai energi positif untuk mewujudkan Indonesia maju,” lanjutnya.
Sebelumnya acara tabligh akbar yang dilakukan di malam hari, Kemenkominfo menggelar diskusi publik dengan tema “Bersatu untuk Indonesia Maju”. Anggota Komisi 1 DPR RI Lena Maryana yang turut hadir menguraikan pentingnya masyarakat Indonesia menjaga persatuan.
Menurut Lena, keluarga adalah kunci dalam memproteksi diri dari faham radikalisme yang dapat memecah belah bangsa. Lena mengajak masyarakat untuk berkaca pada Pemilu Serentak 2019, yaitu di fase fragmentasi masyarakat terbelah dua, namun hingga kini kerukunan warga negara tetap terjaga.
“Lihatlah Pemilu 2019. Walaupun pilihan politik kita berbeda beda, apapun hasilnya sekarang kita harus terima dan kita dukung untuk kemajuan bangsa Indonesia baik dari kebijakan dan program. Masyarakat mayoritas dan minoritas harus saling menghargai agar terciptanya harmonis sebab sebagai faktor pendorong pembangunan kita,” urainya.
Sementara itu, Farida yang hadir mewakili Menkominfo memaparkan keberhasilan pembangunan infrastruktur telekomunikasi serat optik bawah laut dari Sabang sampai Merauke, mulai dari bagian Indonesia barat, Tengah dan Timur yang hampir selesai dengan tujuan untuk menghubungkan telekomunikasi Indonesia.
Selain itu program Kominfo yaitu membangun SDM unggul ditigal dengan memberikan beasiswa untuk masyarakat.
“Dan sekarang Kominfo juga terus bekerja keras dalam memproteksi berita hoax dengan pengadaan mesin dan membentuk forum di kalangan media, juga Kominfo menerima laporan dari masyarakat untuk kita adukaan kepada pihak yang berwajib dalam memproteksi berita hoax ini. Sebab ini merupakan hal yang dapat memecah belah bangsa kita dan menghambat kemajuan Indonesia. Jadi kita harapkan persatuan untuk kemajuan Indonesia,” kata Farida.