News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabut Asap

Kepala BNPB: Water Bombing Tidak Begitu Efektif Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo, Pelaksana Tugas (plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo, dalam Konferensi pers di Graha BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Senin (23/9/2019).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, mengatakan water bombing kurang efektif dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Ia mengatakan, api belum tentu padam meskipun telah dilakukan water bombing pada lahan yang terbakar, khususnya di kawasan lahan gambut.

"Sejauh ini kegiatan penanganan dengan hel water bombing ternyata juga tidak begitu efektif, karena banyak lahan-lahan yang sudah disiram menggunakan water bombing namun secara keseluruhan apinya belum padam," ujar Doni Monardo dalam konferensi pers di Graha BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Senin (23/9/2019).

Baca: Banyak Pemotor Serobot Jalur Sepeda, Dishub DKI Kerahkan Patroli Petugas Setiap Tiga Jam

Baca: Kesaksian Tetangga Terduga Teroris Cilincing soal Bom: Kata Densus, Kesenggol Dikit 3 Rumah Habis

Baca: 7 Mi Yamin Enak di Bandung dengan Beragam Pilihan Topping Lezat

Menurut BNBP, berdasarkan penanganan karhutla di 6 provinsi yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, maupun Kalimantan Tengah, water bombing jauh lebih efektif dilakukan pada karhutla berskala kecil.

"Iya kurang efektif kalau dilakukan operasi bom air pada karhutla yang besar, sementara untuk skala kecil sangat efektif," tambah Pelaksana Tugas (plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo.

Sementara, penanganan karhutla dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) akan dipertimbangkan terus dilakukan, mengingat hasilnya berdampak cukup signifikan.

Doni menuturkan, BNPB akan terus bekerja sama dengan Mabes TNI, BPPT, BMKG, dan BMKG.

"Pada hari Jumat lalu, operasi teknologi modifikasi cuaca, memberikan hasil yang cukup signifikan, terutama di 4 provinsi itu," jelas Doni.

Pertumbuhan awan

 Penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda sejumlah daerah di Indonesia membutuhkan sinergi dengan berbagai pihak termasuk Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

BMKG telah bersinergi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam hal mitigasi dampak kemarau panjang.

Satu di antaranya pelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A Fachri Radjab mengatakan saat ini telah disiapkan 3 posko TMC yang berlokasi di Pekanbaru, Pontianak, dan Palangkaraya.

Baca: Ramon Y Tungka Harapkan Ekspresi Jujur Penonton Saat Saksikan Film Martabak Bangka

Terkait modifikasi cuaca, BMKG bertugas memberikan informasi terkait kondisi cuaca.

"BMKG aktif memberikan dukungan penyediaan informasi kondisi cuaca dan penugasan personil," ujar Fachri dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/9/2019).

Pemberian informasi terkait prediksi potensi pertumbuhan awan hujan yang nantinya akan ditindaklanjuti BBTMC BPPT dalam melakukan operasi TMC.

Prediksi tersebut berlaku hingga 22 September 2019.

Baca: Pertanyakan Keputusan Presiden, Haris Azhar: Kenapa UU KPK Enggak Dapat Masukan Masyarakat?

"Informasi rutin yang diberikan berupa prediksi potensi pertumbuhan awan hujan dan sebarannya yang berlaku hingga dua hari ke depan," kata Fachri.

Kemudian BMKG juga melakukan tugas lainnya yakni memantau kondisi pertumbuhan serta perkembangan awan secara rutin.

Pemantauan dilakukan melalui penggunaan radar cuaca.

"Serta pemantauan rutin kondisi pertumbuhan dan perkembangan awan menggunakan radar cuaca setiap 10 menit," jelas Fachri.

Menurutnya, informasi tersebut sangat diperlukan untuk pelaksanaan operasi TMC yakni penentuan rute penerbangan dalam menyemai garam pada pertumbuhan awan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini