TRIBUNNEWS.COM - Berikut pernyataan lengkap Ketua BEM UI, Manik Marganamahendra mengenai Dewan Pengkhianat Rakyat yang tengah viral.
Nama Manik menjadi perbincangan setelah dirinya melontarkan mosi tidak percaya kepada anggota dewan dalam kesempatan audiensi di Gedung DPR RI, Senin (23/9/2019).
Anggota dewan yang hadir dalam audiensi itu adalah Masinton Pasaribu dari fraksi PDIP serta politikus Gerindra Supratman Andi Atgas dan Heri Gunawan.
Kesempatan audiensi antara perwakilan mahasiswa dengan anggota dewan disiarkan secara langsung melalui Instagram resmi BEM UI, @bemui_official.
Dalam kesempatan tersebut, Manik menanyakan apakah anggota dewan yang hadir mengetahui soal lembar kesepakatan yang dibuat antara mahasiswa dengan Sekjen DPR RI.
Baca: Aksi Demo Tolak RUU KUHP dan KPK, 4 Poin Tuntutan Mahasiswa hingga Batas Waktu Unjuk Rasa
Baca: Gedung DPRA Dikuasai Mahasiswa, Tolak Revisi RUU Pertanahan
Tak hanya itu, Manik juga menanyakan apakah anggota dewan mengetahui tuntutan yang telah dinyatakan para mahasiswa pada 19 September 2019 sebelumnya.
Mengutip Kompas.com, mahasiswa telah beraudiensi dan bertemu dengan Sekjen DPR Indra Iskandar.
Poin-poin kesepakatan yang diajukan mahasiswa dengan Indra saat itu adalah sebagai berikut:
- Aspirasi dari masyarakat Indonesia yang direpresentasikan mahasiswa akan disampaikan kepada pimpinan Dewan DPR RI dan seluruh anggota.
- Sekjen DPR RI akan mengundang dan melibatkan seluruh mahasiswa yang hadir dalam pertemuan 19 September 2019, dosen atau akademisi serta masyarakat sipil untuk hadir dan berbicara di setiap perancangan UU lainnya yang belum disahkan.
- Sekjen DPR menjanjikan akan menyampaikan keinginan mahasiswa untuk membuat pertemuan dalam hal penolakan revisi UU KPK dengan DPR penolakan revisi UU KPK dan RKUHP dengan DPR serta kepastian tanggal pertemuan sebelum tanggal 24 September 2019.
- Sekjen DPR akan menyampaikan pesan mahasiswa kepada anggota dewan untuk tidak mengesahkan RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, RUU Minerba dan RKUHP dalam kurun waktu empat hari ke depan.
Mendengar pertanyaan dari Manik, Supratman mengaku pihaknya belum mengetahui soal kesepakatan antara mahasiswa dengan Sekjen.
"Tolong dijelaskan saja, kita tidak mau debat kusir nih. Saya ingin mendengarkan apa yang menjadi tuntutan adik-adik sekalian," ujar Supratman, Senin.