Sementara empat ambulans lain merupakan milik PMI.
"Satu (ambulans) milik Pemprov, empat milik PMI. Jadi bukan lima-limanya milik Pemprov DKI," katanya, Kamis (26/9/2019) siang dikutip dari Kompas.com.
Dalam ambulans tersebut, ada tiga petugas yakni 1 dokter, 1 tenaga paramedis, serta 1 sopir.
Hingga saat ini mereka masih berada di Polda Metro Jaya.
Anie juga meminta berbagai pihak untuk tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.
4. Satu pelajar tewas tertabrak kontainer
Sebuah unggahan foto di Facebook soal pelajar tewas dalam aksi di gedung DPR juga menjadi perbincangan.
Seorang pengguna Facebook bernama Sidik Sasmita mengunggah potret bocah memakai celana coklat pramuka tengah lemas tak berdaya.
Baca: Demo Mahasiswa di Berbagai Kota, Jokowi Siang Ini Panggil Menristekdikti ke Istana
Dalam keterangan foto, ditulis bahwa pelajar merupakan siswa SMA Al Jihad Tanjung Priuk, Jakarta Utara.
"Innalillahi wa innailaihi roji'un
Korban adalah siswa SMA Al Jihad Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Kabarnya yayasan Al Jihad merupakan milik KH. Makruf Amin.
Semoga Allah mencatat pengorbananya sebagai syuhada fie sabilillah.
*Sumber informasi: Relawan Kemanusiaan PW Persis DKI yang turun ke lapangan mengevakuasi para korban."
Informasi tersebut kemudian dibenarkan oleh Kapolsek Tanjung Priok, Kompol Budi Chayono.
Korban bernama Bagus Putra Mahendra (15).
Ia mengalami kecelakaan saat mengikuti aksi longmarch ke gedung DPR.
Bagus tewas setelah tertabrak truk trailer kontainer di Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara.
"Meninggal karena tertabrak kontainer saat longmarch ke Gedung DPR MPR," kata Budi, pada Kamis (26/9/2019) dikutip dari Kompas.com.
Plt Kanit Lakalantas Polres Jakarta Utara Ipda Farmal menjelaskan, Bagus ditabrak oleh truk bernomor polisi B 9417 QZ yang dikemudikan oleh Ruhendi dari arah barat ke timur.
Pengemudi diduga kurang berhati-hati hingga menabrak Bagus yang berjalan dari arah selatan ke utara.
Bagus sempat dilarikan ke RS Sulianti Saroso sebelum akhirnya meninggal pada pukul 16.30 WIB.
Ia mengalami luka parah di pinggang.
Soal kabar aparat yang mengejar Bagus, Farmal tegas menepis.
"Tidak ada aparat yang mengejar saat kejadian," katanya.
(Tribunnews.com/Miftah, Kompas.com)