TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Gempa bumi bermagnitudo 6,8 yang mengguncang Ambon dan Kepulauan Seram, Maluku, Kamis (26/9/2019) pagi, setidaknya menelan 20 orang korban jiwa.
Di antara korban adalah dua buruh bangunan yang terpaksa melompat dari atas gedung sesaat gempa terjadi.
Saat kejadian kedua buruh sedang mengerjakan sebuah gedung di Desa Waisamu, Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku.
Keduanya melompat dari atas gedung sesaat gempa mengguncang wilayah tersebut.
Kedua buruh bangunan yang tidak disebutkan identitasnya itu langsung dibawa ke RSUD Piru usai kejadian tersebut.
"Mereka tidak meninggal di sini, tapi setelah dibawa ke rumah sakit baru meninggal, nanti cek ke RSUD saja," kata salah satu petugas keamanan yang berjaga di lokasi proyek.
Selain korban tewas, petugas tersebut mengatakan, sejumlah pekerja lainnya juga ikut mengalami luka-luka dan patah tulang.
"Mohon maaf saya tidak bisa menjelaskan panjang lebar memang ada yang luka dan patah tulang tapi sebaiknya cek saja ke rumah sakit," ujar dia.
Pantauan di lokasi, sebuah bangunan yang tengah dalam tahap pembangunan itu rata dengan tanah pasca-gempa.
Menurut salah seorang warga setempat, lokasi bangunan yang ambruk itu dulunya merupakan pabrik minyak goreng dan kini berubah fungsi menjadi proyek pembangunan penginapan.
"Itu gedung yang ambruk itu mau dibikin penginapan, jadi tadi itu kebetulan saya lewat dan lihat mereka lompat saat gempa terjadi," ujar warga tersebut.
Baca: Kisah Perempuan Penakluk Api di Kalimantan: Teman dan Atasan Saya Pernah Sakit, Ada yang Meninggal
Gery, salah satu warga mengatakan, saat itu dia dan sejumlah warga lainnya tidak sempat menolong para buruh tersebut, karena panik dan harus menyelamatkan diri dari gempa.
"Mau tolong bagaimana, kita sendiri jatuh bangun, ini tangan saya luka," ujar Gery.
Sementara itu, gempa itu juga mengakibatkan seorang warga, Hajah Kebo meninggal dunia saat akibat terjatuh dari motor saat menyelamatkan diri.
"Korban meninggal dunia karena terjatuh dari sepeda motor ketika berusaha menyelamatkan diri saat terjadi guncangan susulan," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, Muslimin.
Pembantu Dekan (PD) IV Fakultas Teknik Universitas Pattimura Ambon John Tupan mengatakan seorang mahasiswi terpaksa dilarikan ke puskesmas terdekat untuk menjalani perawatan medis karen luka di bagian kepala.
Baca: Hari Ini Jokowi Temui Mahasiswa
Menurut John Tupan, mahasiswi tersebut pingsan karena jatuh dan terinjak-injak rekannya saat menyelamatkan diri.
"Satu mahasiswi kami memang terluka dan pingsan, tetapi yang dilaporkan meninggal dunia di Fakultas Pertanian belum diketahui pasti. Namun, yang jelas bangunan kampus itu juga mengalami kerusakan saat terjadi gempa," ujarnya.
Gempa magnitudo 6,8 mengguncang Pulau Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat, pada pukul 08.46 WIT.
Lokasi gempa berada pada titik koordinat 3.38 lintang selatan, 128.43 bujur timur atau berjarak 40 kilometer timur laut Ambon-Maluku dengan kedalaman 10 kilometer.
Baca: Pelanggan Jadi Tersangka, Dia Tak Melihat Raut Keterpaksaan Saat Bersama V di Video Vina Garut
Kapusdatinmas BNPB Agus Wibowo mengatakan, selain korban jiwa, lebih 100 warga mengalami luka-luka. Data tersebut berdasarkan laporan hingga pukul 18.00 WIB.
"Total korban meninggal dunia akibat gempa sebanyak 20 orang," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Data yang dihimpun BNPB menyebutkan, korban-korban ini berasal dari beberapa wilayah.
Perinciannya 3 orang meninggal dunia di Batu Kuda Tial, 1 orang di Lembah Agro, 6 orang di Desa Liang, 3 orang di Desa Waai, 3 orang di Desa Waisamu, Kabupaten Seram Bagian Barat, 2 orang belum diketahui lokasinya dan 2 orang lainnya belum teridentifikasi.
"Pengungsi diperkirakan kurang lebih 2.000 jiwa," katanya. (tribun network/kompas.com)