TRIBUNNEWS.COM - Sikap Ketua BEM Universitas Gadjah Mada, M Atiatul Muqtadir atau Fathur, menuai kontroversi lantaran menolak pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penolakan RUU yang disahkan oleh DPR RI.
Sikap Fathur ini mencuri perhatian sejumlah warganet termasuk komika Arie Kriting, yang menuliskan cuitan kekecewaan di Twitter.
Terlebih Fathur diduga menolak Rancangan UU Penghapusan Kekerasan Seksual (P-KS).
Arie Kriting menyebut BEM tidak selalu bisa mewakili suara mahasiswa.
Ia mengibaratkan peran BEM yang sama halnya dengan DPR yang dianggap belum tentu bisa mewakili suara rakyat.
BEM tidak selalu bisa mewakili suara mahasiswa,
seperti halnya DPR tidak selalu bisa mewakili suara rakyat.
Mirip sama hubungan antara partai dengan anggota dewan,
BEM seringkali hanya dihuni oleh perpanjangan tangan OMEK yang hadir dengan idealisme masing-masing.