Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Juru bicara Badan Intelejen Negara (BIN) Wawan Heru Purwanto menyatakan, pelajar yang ikut berdemo di DPR tak murni menyuarakan aspirasi.
Ia menuturkan, pelajar terbujuk ajakan di media sosial dengan iming-imingi upah tertentu.
"Pasti mereka ada yang menggerakan. Entah itu pergerakan lewat media, medsos terutama, kemudian ada yang ngompor-ngomporin, dan banyak di antara itu anak-anak STM, SMK, SMA juga yang memang langganan tawuran. diajaklah. Adapun pergerakan mereka ada yang mengajak memang, ngajak lewat media sosial. Kemudian juga kita tahu banyak juga yang dijanjikan dibayar," kata Wawan yang ditemui saat mengujungi kantor Tribun Network, di Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019).
Wawan pun enggan mengungkap siapa sosok di belakang fenomena anak sekolah turun ke jalan itu.
Baca: Anies Bantah Ada Kenaikan Anggaran Untuk TGUPP
Baca: Prediksi Susunan Pemain Bhayangkara vs PSS Sleman Liga 1 2019, Super Elja Tanpa Lima Pilar Andalan
Baca: Eksistensi Boneka Sunindo Adipersada di Sidang Tahunan PBB
"Memang ini tidak sendirian, tentu ada terkaitlah yang ya saya kira memang ini tahun politik ya masih suasananya masih seperti itu," ucapnya.
Menurut Wawan, menyampaikan pendapat di ruang publik tentu diperbolehkan selama tertib dan mengikuti aturan yang ada.
Jika tak tertib dan melanggar, tentu ada upaya yang dilakukan aparat, seperti dengan terpaksa menembakan gas air mata dan water canon saat membubarkan aksi, agar meminimalisir korban berjatuhan.
"Kalaupun kita ini menghalau tujuannya supaya tidak clash dalam jarak dekat. Misalnya terpaksa dengan water canon, supaya mundur saja, tidak membunuh. Kemudian gas air mata supaya mundur. Kalau tidak clash semakin dekat apa yang terjadi, lemparan batu dalam jarak dekat. Ada yang pakai panah, ada yang pakai bom molotov," jelas Wawan.