News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Jokowi

Kementerian Baru dan yang Dilebur di Kabinet Jokowi-Kiai Maruf Amin

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jokowi dan Kiai Maruf Amin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan semua menteri serta pemimpin lembaga negara setingkat menteri pada Kabinet Kerja mengadakan foto bersama di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Mereka berpose pada rapat peripurna terakhir kabinet, menjelang akhir masa kerja.

Masa pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla yang dijalani sejak 20 Oktober 2014 segera berakhir. Presiden Joko Widodo kemudian akan dilantik untuk periode kedua, berpasangan dengan Wakil Presiden terpilih Kiai Maruf Amin, 20 Oktober mendatang.

Baca: Jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Berikut Prediksi Kabinet Jokowi 2019-2024

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan suasana berbeda usai sidang kabinet paripurna yang terakhir pada periode pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Para menteri menyempatkan diri berfoto bersama Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla (JK).

"Yang beda. Biasanya habis sidang kabinet dan lain-lain sudah-sudah saja. Tapi tadi kita berlama-lama, dan sempat berfoto dulu dengan Pak Jokowi dan Pak JK," kata Menkominfo Rudiantara di kompleks Istana Kepresidenan.

Baca: Bangga Bambang Soesatyo Terpilih Jadi Ketua MPR Melalui Musyarawarah

Para menteri yang ada di dalam juga berbincang satu dengan lainnya seusai sidang. Hidangan kacang disiapkan di atas meja. "Semua menteri yang di dalam ngobrol, makan makanan kecil, kacang garing. Ngobrol saja, salam-salaman," ujar Rudiantara.

Pada rapat paripurna itu, Presiden Jokowi menyampaikan terima kasih kepada para menteri Kabinet Kerja yang selama lima tahun sudah membantu pemerintahannya bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Hal itu disampaikan Presiden saat menggelar rapat kabinet paripurna yang dihadiri seluruh menteri dan kepala lembaga di Istana Negara.

Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, ini adalah rapat kabinet paripurna terakhir sebelum masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla berakhir dua pekan mendatang.

Baca: Politisi PKS: Presiden Jokowi Tidak Boleh Dilema Soal Perppu UU KPK

Pada rapat, Presiden Jokowi menucapkan terima kasih kepada para menteri dan kepala lembaga negara setingkat menteri.

"Pertama saya ingin ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua menteri, semua kepala lembaga, atas kerja kerasnya selama lima tahun ini dalam mebantu saya dan Bapak Jusuf Kalla dalam menjalankan visi dan program-program prioritas kita bersama," kata Jokowi saat membuka rapat.

Jokowi mengaku teringat momen lima tahun lalu, saat awal pembentukan Kabinet Kerja. Ia saat itu menyampaikan tidak ada visi misi menteri, yang ada adalah visi misi Presiden dan Wakil Presiden. Jokowi mengaku menyampaikan hal itu agar semuanya berada dalam satu visi, satu tujuan, dan satu jalur.

"Kita lihat dalam lima tahun ini telah banyak yang kita kerjakan dengan berbagai keterbatasan-keterbatasan yang ada. Dan juga masih banyak pekerjaan-pekerjaan rumah yang belum bisa kita selesaikan," kata dia.

Baca: Pepsi Pamit dari Indonesia Sejak 10 Oktober 2019, Simak 5 Fakta Minuman Soda, Bisa Bersihkan Kloset

Rapat kabinet paripurna terakhir ini membahas evaluasi pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan persiapan implementasi APBN Tahun 2020 Jokowi menyebut selama lima tahun ini pemerintah telah menyusun sebuah fondasi bagi arah pembangunan nasional agar lebih tangguh, lebih produktif, serta lebih merata.

Pemerintah juga telah melakukan reformasi di bidang fiskal sehingga APBN menjadi semakin sehat dan semakin mandiri.

Baca: Inilah Timbunan Harta Ketua Tiga Lembaga Tinggi Negara Terpilih

Pemerintah juga telah meletakkan fondasi bagi pembangunan Indonesia-sentris, bukan Jawa-sentris, dalam melakukan percepatan di bidan infrastruktur. Selanjutnya pemerintah juga telah memulai reformasi struktural.

"Tetapi memang belum besar-besaran. Sehingga kita harapkan nanti di lima tahun ke depan kita akan melakukan reformasi struktural ini secara besar-besaran dalam rangka meningkatkan daya saing, memangkas banyak aturan, prosedur yang menghambat, yang berbelit-belit yang kita punyai saat ini," kata Jokowi.

"Saya ingat bahwa di awal pembentukan kabinet kerja saya menyampaikan bahwa tidak ada visi-misi menteri, yang ada adalah visi-misi presiden, wakil presiden agar semuanya kita betul-betul berada dalam satu visi, satu tujuan, dan satu jalur," ujar Jokowi.

Baca: Meraba Kabinet Baru Jokowi-Maruf: Wajah Baru, PDIP Terbanyak hingga Kepala Daerah Jadi Menteri

Sidang paripurna membahas evaluasi program pemerintah di periode 2014-2019. Jokowi berpendapat, masih banyak pekerjaan yang belum terselesaikan.

"Kita lihat dalam lima tahun ini telah banyak yang kita kerjakan dengan berbgai keterbatasan-keterbatasan yang ada. Dan juga masih banyak pekerjaan-pekerjaan rumah yang belum bisa kita selesaikan," tuturnya.

Jokowi melanjutkan, selama lima tahun terakhir Pemerintah berhasil membangun pondasi bagi arah pembangunan nasional yang lebih tangguh, produktif, dan merata. Salah satunya adalah melalui infrastruktur baik yang dasar maupun berat.

Baca: Inilah Timbunan Harta Ketua Tiga Lembaga Tinggi Negara Terpilih

Bahkan, selama lima tahun belakangan ini juga kabinet kerja berhasil melakukan perombakan fiskal yang membuat APBN semakin sehat dan mandiri. "Kita juga telah meletakkan pondasi bagi pembangunan Indonesiasentris, bukan Jawasentris dalam melakukan percepatan di bidang infrastruktur," kata Jokowi.

Dalam hitungan hari, Joko Widodo (Jokowi) dan Maruf Amin bakal dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024. Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden akan digelar pada 20 Oktober 2019. Seiring pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, akan diikuti hadirnya kabinet baru dengan komposisi berbeda.

Hingga berita ini ditulis, Jokowi-Maruf masih menutup rapat siapa-siapa yang akan menduduki kursi menteri di kabinet baru.

Baca: Prabowo Konsultasi ke Megawati, Ini Kata Surya Paloh

Ditemui ‎usai menghadiri Puncak Perayaan Batik Nasional, Rabu (2/10/2019) di Pura Mangkunegara, Solo, Jawa Tengah, Jokowi masih enggan bicara soal susunan kabinet."Dilantik saja belum, nanti kalau sudah pelantikan, baru kita bicara soal kabinet," ujar Jokowi.

Namun demikian, beberapa waktu lalu, Jokowi sudah memberikan bocoran terkait gambaran kabinet baru.
Ada menteri berusia muda, ada kementerian baru, ada menteri yang dipertahankan, ada pula menteri yang keluar dari kabinet dan diberi posisi lain. Terkini, sejumlah menteri kabinet saat ini mengundurkan diri karena memilih bertugas di DPR.

Sejumlah menteri yang beberapa hari lalu mengundurkan diri dipastikan tak akan masuk dalam kabinet Jokowi-Maruf. Mereka antaralain mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, mantan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, dan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.

Puan dipastikan tak lagi menjadi menteri setelah dia terpilih sebagai Ketua DPR. Yasonna Laoly diperkirakan juga tak akan menjadi menteri karena memilih menjadi anggota DPR.

Sementara Imam Nahrawi dipastikan tak akan berada di kabinet baru karena menjadi tersangka di KPK kasus korupsi.

Baca: INI BOCORAN dari Jokowi soal Siapa Menteri Kabinet Baru: Hitung Mundur Pelantikan Jokowi-Maruf

Selain tiga nama itu, beberapa nama menteri lainnya diperkirakan tak masuk masuk dalam kabinet karena berpotensi terkena kasus hukum. Mereka yakni Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dari Partai Nasdem. Kementerian keduanya, terjerat kasus korupsi di KPK.

Sementara pakar Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengungkapkan siapa saja sosok menteri di Kabinet Kerja I yang layak dipertahankan. Ketujuh menteri 'lama' ini, kata Hendri Satrio, dianggap mampu membantu Jokowi merealisasikan janji kampanye untuk periode 2019-2024.

Selain itu, dalam periode kedua menjabatnya, Jokowi ingin ada warisan (legacy) yang bisa dinikmati oleh masyarakat dan generasi mendatang. Dari sinilah, menurut dia, akan bisa diprediksi siapa saja menteri yang akan dipertahankan Jokowi untuk jilid II pemerintahannya.

Memang banyak sosok menteri baik dalam kinerjanya, tapi yang akan bisa memberikan warisan yang dapat dikenang oleh masyarakat di kala pemerintahannya ada beberapa.

Baca: Menakar Urgensi Perppu KPK: Saran dari Pakar Hukum Hingga Pilihan Sulit bagi Jokowi

Ketujuh sosok menteri itu adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono; Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Pertanian Amran Sulaiman; Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. Kemudian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi; Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati; dan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah buka-bukaan dalam pertemuan dan makan siang bersama sejumlah pimpinan redaksi media massa di Istana Merdeka, Rabu (14/8) kemarin. Dikutip dari Warta Kota, Presiden Jokowi menyebut, dirinya akan membentuk dua kementerian baru di kabinet periode keduanya.

Baca: PT Tanjung Power Indonesia, Profesional SDM Tersertifikasi di Bidang Ketenagalistrikan

Kementerian tambahan itu yakni Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Investasi. "Kita melihat perkembangan dunia yang begitu cepat dan pemerintah ingin merespons itu secara cepat maka ada kementerian-kementerian baru," kata Jokowi.

Presiden Jokowi mengakui, nantinya ada perubahan nomenklatur kementerian di kabinet barunya. Selain ada kementerian baru, ada kementerian lama yang akan dilebur menjadi satu.

"Ada (perubahan nomenklatur). Ada yang digabung, ada yang muncul yang baru," kata Jokowi selepas menghadiri HUT Pramuka di Bumi Perkemahan Cibubur, Rabu (14/8/2019) petang, dikutip dari Kompas.com.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini