"Dulu kami disumpah, enggak boleh bercerita kepada keluarga soal kerjaan," ujarnya.
Nenek yang dikaruniai delapan orang anak ini, menceritakan prajurit jepang saat itu membuat markasnya di kampung mereka.
"Prajurit Jepang galak, sering melotot sama kami. Warga tinggal di sini yang telah berumah tangga hampir semuanya kerja. Rumah di sini masih terhitung jari," ujarnya seraya menyampaikan kini Goa Jepang dan jalan merupakan hasil pekerjaan mereka tempo dulu.
Sejak Gua ditinggalkan pengerjaannya karena Jepang kalah perang dunia kedua.
Dirinya hingga kini tak pernah menyambangi goa jepang tersebut.
"Enggak pernah kesana, takut soalnya. Terakhir kesana sudah lupa," katanya sembari ingat lagu berjudul "Kimigayo" yang wajib dinyanyikan saat sekolah dan latihan baris-berbaris dahulu. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribuncirebon.com dengan judul Kisah Eks Romusha Berusia 110 Tahun Asal Purwakarta, Dipaksa Bikin Jalan dan Gua Tanpa Makan Minum,
Goa Jepang di Purwakarta Mirip di Vietnam, Dihuni Kelelawar Hingga Kini Jadi Misteri
Sebuah lubang berukuran sedang di dinding tanah berwarna kuning serupa terowongan pertahanan gerilyawan Viet Cong di Vietnam.
Akses menuju goa dari obyek wisata Pasir Panyawangan, Kabupaten Purwakarta itu ditempuh 15 menit dengan berjalan kaki. Persis di mulut goa yang disebut warga setempat sebagai "Goa Jepang" terasa agak merunduk saat memasukinya.
Sedikit ke dalam, bau tanah kering terasa, dan udara pengap pun menyeruak tajam di rongga hidung. Pada tengah goa bisa untuk berdiri. Tak tampak pengunjung menyambangi goa tersebut.
Menurut pemuda setempat yang memandu Tribun Jabar, Ginanjar Saputra (24), di goa Jepang itu masih belum tereksplorasi hingga dilakukan penelitian.
Menurutnya, di dalam goa juga masih banyak kelelawar yang mendiami goa.
"Dulu 2001 saya pernah masuk bersama rombongan. Ke dalam pakai lampu petromak. Karena senter biasa atau lampu ponsel tak tembus cahaya. Sekarang untuk umum enggak bisa," ujar Ginanjar, kepada Tribun Jabar, di Kampung Pasir Muncang, RT.14/06, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Minggu (6/10/2019).