TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten menolak keras dikait-kaitkan dengan paham radikalisme ekstrem dan terorisme.
UNMA pun mengutuk keras tindakan penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto yang juga Ketua Dewan Penasihat Pengurus Besar Mathla’ul Anwar tersebut.
Dalam keterangan tertulis yang diterima, Wakil Rektor III UNMA, Ali Nurdin mengatakan, secara kelembagaan maupun perorangan, UNMA sama sekali tidak ada kaitannya dengan organisasi teroris.
"Seluruh materi pelajaran di UNMA Banten maupun di 2.000 sekolah dan madrasah Mathla’ul Anwar di seluruh Indonesia tidak ada sedikit pun yang mengajarkan paham radikalisme ekstrem dan terorisme," kata Ali.
Baca: Ratusan Siswa SMA Negeri 1 Waleri Keracunan Usai Makan Nasi Ayam Saat Kemah, Tidak Ada Korban Jiwa
Baca: Sudah 3 Bulan Alit Menambang di Lahan Milik Odin, yang Didapat Bukan Emas Tapi Batuan Hitam
Baca: Alfred Riedl Punya Prediksi Hasil Laga Timnas Indonesia Vs Vietnam
Ia menambahkan, sekiranya aparat yang berwenang mendapatkan bukti sahih mengenai adanya keterlibatan guru, dosen, pegawai, mahasiswa atau sivitas akademika UNMA Banten yang terindikasi menganut paham radikal ekstrem yang mengarah kepada tindakan terorisme, silahkan diproses secara hukum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
UNMA Banten tidak akan ragu-ragu untuk memberhentikan setiap dosen, staf, maupun mahasiswa yang terbukti menganut paham radikal ekstrem dan menganjurkan terorisme.
Peristiwa penusukan terhadap Menkopolhukam Jend TNI (Purn) Wiranto yang juga Ketua Dewan Penasehat Pengurus Besar Mathla’ul Anwar menunjukan bahwa masih ada warga masyarakat yang terpapar paham radikal ekstrem dan terorisme.
UNMA Banten dan PB Mathla’ul Anwar telah menyatakan sikapnya mengutuk keras tindak kejahatan terhadap pejabat negara tersebut.
Radikalisme yang menganjutkan perbuatan teror dan kekerasan bersenjata jelas bertentangan dengan ajaran agama dan nilai-nilai kemanusiaan universal, karena itu perlu dibasmi dan diberantas sampai ke akar-akarnya.
"UNMA Banten membuka diri dan akan terus melakukan upaya penyadaran dan dakwah dalam rangka deradikalisasi bagi masyarakat yang terpapar paham radikal ekstrem. UNMA Banten yang saat ini mengasuh hampir 6.000 mahasiswa tersebar di 22 program studi dengan 200 dosen dan 120 staff dalam waktu dekat akan membentuk “Pusat Kajian Deradikalisasi."