TRIBUNNEWS.COM, TANGSEL - Di era digital milenial, ekonom perbankan Achmad Deni Daruri meluncurkan aplikasi ‘e-murojaah’ di Mesjid An Nahl, The Icon BSD City, Tangerang, Banten, Sabtu (12/10/2019) lalu.
Aplikasi ini untuk membantu masyarakat menghafal hingga khatam Al-Qur’an dengan mudah dan cepat, di mana pun berada. Saat ini, sudah hampir 2.000 orang yang mengakses aplikasi hafal Al Qur’an tersebut.
“Aplikasi e-murojaa berisikan Al-Quran 30 juz. Aplikasi ini dapat diakses lewat gadget ataupun komputer, baik di rumah atau tempat kerja. Tujuannya, untuk memudahkan masyarakat menghafal Al-Qur’an dengan cepat di mana pun berada,” kata Deni, yang juga Pembina Indonesia Murojaah dalam keterangan tertulisnya Senin (14/10/2019).
Baca: Foto-foto Juria Hartmans, Model Cantik Inggris yang Digosipkan Dekat dengan Gading Marten
Baca: Sudah Siap Beroperasi dan Bisa Dinikmati Warga, Ini Tarif dan Jadwal Uji Coba LRT Jakarta
Baca: Nasib Berbeda 180 Derajat Stefan de Vrij di Inter Milan dan Timnas Belanda
Deni berharap aplikasi hafal Al Qur'an ini juga dapat meningkatkan minat masyarakat milenial membaca Al-Qur’an dengan mudah dan cepat. Sehingga negeri ini dapat mencetak banyak penghafal-penghafal Al Qur’an.
“Aplikasi ini akan membantu masyarakat khatam Al-Qur’an bisa tiga menit. Mudah-mudah aplikasi ini bisa memperbanyak penghafal-penghafal Al Qur'an dari negeri ini. Khususnya, generasi milenial, melalui aplikasi e-murojaah,” kata Deni.
"Khatam Quran adalah amalan terbaik umat ini untuk mengawal doa, tapi adakalanya kita perlu e-murojaah (too big to good, too conected to good) agar kita bisa keluar dari goa-goa kehidupan sosial negeri ini yang kini mulutnya tertutup makin rapat,"tambah Deni.
Sementara Inisiator Indonesia Murojaah Deden M Makhyaruddin mengatakan, e-murojaah merupakan aplikasi digital yang dikembangkan Indonesia Murojaah, bertujuan untuk mempercepat proses penghafalan Al Qur'an. Di mana satu kali khatam dengan "dikeroyok" oleh seribu orang misalnya, adalah lebih baik dari pada oleh beberapa orang saja.
Kata dia, tiga orang yang terperangkap dalam goa pada zaman duhulu sebagaimana dinarasikan hadis Muttafaq Alaih karena mulut goanya tertutup batu besar, lalu mereka bisa keluar melalui wasilah doa mereka yang mempertaruhkan amal terbaik mereka. Maka, yang menyebabkan mereka berhasil keluar dari goa bukan hanya karena doa mereka tapi juga karena mereka (bertiga).
"Jika sendirian atau hanya berdua saja, maka doa mereka dikabulkan, dan tetap belum bisa keluar," paparnya.