Pada Jumat (12/10/2019), Tim Densus 88 Antiteror Polri juga menangkap terduga teroris yang berbaiat dengan kelompok Abu Zee, berinisial TH di sebuah rumah di Jl. Bambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, TH diduga pernah mengikuti idad atau pelatihan di Taman dan Lapangan Perumahan Puri Cendana. Bahkan, TH disebut mengetahui perencanaan aksi amaliyah oleh kelompok Abu Zee.
Saat penggerebekan di kediaman TH polisi menemukan sejumlah barang bukti, di antaranya dua buah bendera, satu lembar foto pahlawan pembela Islam, delapan kertas catatan ISIS, serta sebilah pisau lipat di dalam tas selempang hitam yang digunakan TH.
Pada Minggu (13/10/2019), Tim Densus 88 kembali menggeledah kontrakan seorang teroris berinisial NAS di daerah Tambun, Kabupaten Bekasi.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, NAS diduga terlibat dalam kelompok media sosial pendukung ISIS atau Daulah. Dia juga diketahui berbaiat kepada Al Baghdadi bersama dengan kelompok Abu Zee.
"Dia berbaiat kepada Al Baghdadi bersama dengan kelompok Abu Zee. Bahkan, dia juga pernah membahas tentang khilafah bersama dengan kelompok Abu Zee," kata Argo, Minggu.
NAS juga merupakan ustaz dari organisasi bernama Khilafatul Muslimin. Khilafatul Muslimin merupakan organisasi yang menentang Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan UUD 45.
Saat penggerebekan, polisi menemukan sejumlah barang bukti terkait ISIS di antaranya buku panduan jihad, delapan dabiq buku ISIS, sebuah buku Al Khilafah.
Saat ini, belum ada pernyataan resmi dari polisi tentang keterkaitan penangkapan teroris di Jakarta dan Bekasi dengan peristiwa penusukan Wiranto.
Berita ini tayang di Kompas.com dengan judul: Rentetan Penangkapan Terduga Teroris Setelah Peristiwa Penusukan Wiranto