Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks calon wakil presiden Sandiaga Uno ikut angkat bicara soal namanya yang terus disebut-sebut masuk ke dalam kabinet kerja Joko Widodo (Jokowi) - Maruf Amin dalam lima tahun ke depan.
Sandi, sapaan akrab Sandiaga, menyatakan posisi menteri merupakan hak prerogratif presiden Jokowi.
Baca: Menteri Susi Pudjiastuti Rapat Bareng Interpol dari Amerika sampai Panama
Baca: Kriss Hatta Diadili karena Pukul Athony, Ini Settingan Hilda Vitria? Status Ojo Kendor Jadi Bukti
Baca: Tangkap Terduga Teroris AT di Bali, Densus 88 Juga Amankan Bocah Berusia 14 Tahun
Namun begitu, kata Sandi, saat Indonesia membutuhkan tokoh yang bisa mengkritisi dari luar pemerintahan.
"Menteri pada akhirnya itu kan prerogatif dari presiden. Saya meyakini bahwa masih sangat dibutuhkan masukkan dari luar pemerintahan, mitra yang kritis konstruktif menyampaikan pesan-pesan yang jelas demi kemajuan bangsa," kata Sandi saat ditemui di kediamannya, Jakarta, Senin (14/10/2019).
Bos perusahaan Saratoga Advisor itu pun kemudian menjelaskan banyak masalah kompleks yang ada di Indonesia yang belum terselesaikan. Sebut saja soal angka pengangguran yang masih terbilang tinggi.
"Kemarin kita ada di pengangguran ada di nomor dua terburuk di Asean, penciptaan lapangan kerja kita gak jalan. Sementara Vietnam, dengan adanya perang dagang China dan Amerika ini meraup untung," ungkapnya.
Baca: Ditemani Elite Gerindra, Prabowo Subianto Bertemu Cak Imin
Atas dasar itu, Sandi mengaku siap untuk memberikan kritik dari luar pemerintahan mengenai permasalahan yang ada di bangsa.
"Saya bersedia untuk memberikan masukan dari luar pemerintahan menyampaikan hal-hal yang seperti pil pahit. Karena kalau udah di dalam pemerintahan itu nanti di khawatirkan kan asal bapak senang," pungkasnya.