TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menkopolhukam Wiranto harus menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta setelah mengalami insiden penusukan di Pandeglang Banten beberapa waktu lalu.
Dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com, hari ini, Sabtu (19/10/2019), Wiranto sengaja membolos dari perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) untuk mengikuti silaturahmi dengan pegawai Kemenko Polhukam.
Usai mengikuti silaturahmi di akhir masa kerja sebagai menteri kabinet kerja periode 2014-2019, Wiranto mengaku bakal kembali ke rumah sakit untuk melanjutkan perawatan.
TONTON JUGA
"Terus terang ya saya membolos dari rumah sakit untuk bertemu dengan keluarga besar Kemenko Polhukam. Setelah ini, saya akan kembali ke rumah sakit untuk terus menjalani perawatan," ujar Wiranto kepada para pegawai Kemenko Polhukam.
Diakui Wiranto, hingga saat ini kondisi fisiknya belum pulih 100 persen. Ia berharap dalam waktu dekat, dia bisa beraktivitas seperti biasa.
• Arief Puyuono Tak Malu Minta Jatah 3 Menteri ke Jokowi, Rocky Gerung Bongkar Obrolan dengan Prabowo
TONTON JUGA
"Dan cedera berat seperti ini tentu belum bisa pulih 100 persen. Mudah-mudahan dalam waktu singkat saya bisa beraktivitas seperti biasa," imbuhnya.
Ia menegaskan, dirinya akan terus bekerja sampai nantinya menteri kabinet periode 2019-2024 sudah diumumkan dan dilantik Presiden Joko Widodo.
Wiranto menyebutkan bahwa dirinya belum bisa dipastikan hadir saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-Ma'ruf Amin pada Minggu (20/10/2019).
Ia kemudian mengaku untuk menghadiri acara itu saja dirinya harus dikawal dua orang dokter.
• Fahri Hamzah & Fadjroel Rachman Kritik Aksi Demo, Ketua BEM UIN Beri Tanggapan Pedas: Istighfar Bang
"Lihat kondisi perkembanganya. Saya ke sini (Kemenko Polhukam) pun dikawal dua dokter RSPAD," ucapnya.
Wiranto menjelaskan belum memastikan kapan perawatannya akan selesai usai ditusuk seorang pria berinisial SA di Pandegelang, Banten, 10 Oktober lalu.
"Oh ada pasti (perawatanya akan cepat selesai). Cuma lihat kondisi perkembanganya, saya ke sini (Kemenko Polhukam) pun dikawal dua dokter RSPAD," ujar Wiranto.
Mantan Pengalima ABRI tersebut juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendoakan dan mendukungnya selama masa perawatan di RSPAD.
• Gibran Tak Ajak Jan Ethes & Selvi Ananda ke Pelantikan Jokowi, Singgung Kondisi Kehamilan Sang Istri
"Saya sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak, Bapak Presiden dan Wakil Presiden, menteri kabinet kerja, para kiai, Pak Ustadz, ulama, dan tokoh masyarakat yang telah mendukung dan mendoakan saya selama perawatan di RSPAD," tuturnya dengan suara bernada kecil.
"Juga saya sampaikan terima kasih kepada seluruh awak medis, baik di RS Pandeglang dan utamanya RS Gatot Subroto yang telah memberikan perawatan yang maksimal untuk kesembuhan saya," sambungnya.
• Faisal Basri Beberkan 6 Menteri Terburuk, Sebut Nama Luhut Pandjaitan: Semua Urusan Diambil Alih
Tengku Zulkarnain Analisa Kejanggalan Wiranto Kehilangan Darah 3,5 Liter
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain menuturkan analisis kejanggalan kondisi Menkopolhukam Wiranto setelah terjadinya penusukan pada pekan lalu.
Tengku Zulkarnain menemukan beberapa kejanggalan dari kondisi Wiranto yang menurutnya menjadi simpang siur.
Hal itu dikatakan Tengku Zulkarnain saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) dilansir TribunJakarta.com pada Rabu (16/10/2019).
TONTON JUGA:
Awalnya Tengku Zulkarnain menuturkan bahwa kasus Wiranto itu dibiarkan mengambang.
Penilaian itu didapatkannya karena banyaknya isu simpang siur yang beredar mengenai Wiranto.
Bahkan, menurut Tengku Zulkarnain tak ada keterangan pasti dari penegak hukum membuat isu Wiranto kian simpang siur.
"Tidak ada keterangan yang pasti dari penegak hukum yang ada. Simpang siur ada yang bilang afiliasi ke ISIS, ada yang bilang orangnya pemabuk, ada yang bilang stres karena rumahnya digusur di Medan kena jalan tol," imbuh Tengku Zulkarnain.
• Pakai Uang Suap Demi Bayar Gadai Sawah, Segini Rincian Harta Bupati Indramayu, Punya Utang Miliaran
Menurut Tengku Zulkarnain, polisi seharusnya sebagai pihak yang punya kewenangan membuat pers rilis yang rinci terkait kronologi hingga pelaku penusukan Wiranto.
"Jadi tidak ada berita yang kongkrit yang bisa diserap oleh kita masyarakat. Semestinya kan pihak kepolisian membuat pers rilis," beber Tengku Zulkarnain.
Bahkan, Tengku Zulkarnain heran sehari setelah peristiwa Wiranto diserang, terdapat berbagai informasi yang bermunculkan mengenai pelaku yang disebut terafiliasi ke jaringan ISIS.
• Usus Wiranto Dipotong 40 Cm, Hermawan Sulistyo Temukan Keanehan Senjata Kunai yang Dipakai Penyerang
"Bahkan saya baca dari media-media yang cukup besar di Indonesia, BIN (Badan Intelejen Negara) sudah melihat orang ini selama 3 bulan. Tapi belum ditindak karena belum ada amaliyahnya, belum ada tindakannya, begitu," imbuh Tengku Zulkarnain.
Lebih lanjut, Tengku Zulkarnain menyayangkan sikap BIN telah mencurigai jaringan atau pelaku, mengapa bisa meloloskan hingga terjadi peristiwa penyerangan tersebut.
"Tapi diketahui oleh BIN tadi saya dengar bahwasannya Pak Wawan bilang orang-orang seperti ini punya afiliasi langsung ke ISIS atau sesama dia berkumpul."
"Nah siapa yang bisa berafiliasi ke ISIS itu? Kenapa enggak didata atau dipantau 24 jam. Itu tugas BIN jangan sampai dia lolos," tegas Tengku Zulkarnain.
Selain itu, Tengku Zulkarnain juga menyoroti pernyataan Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional UBJ, Hermawan Sulistyo yang menyatakan usus Wiranto yang harus dipotong 40 cm.
• Kekhawatiran Rocky Gerung soal Oposisi Gabung ke Jokowi, Sebut Gestur Prabowo Melebihi Elit Manapun
Menurutnya, pernyataan itu bukan keluar dari polisi maupun pihak kepolisian.
"Tadi alasannya Pak Sulistiyo mengatakan yang berhak memberitahu pasien itu dokter, dan dokter tidak bisa memberitahu tanpa izin pasien," tegas Tengku Zulkarnain.
SIMAK VIDEONYA:
"Sehingga akhirnya apa keadaan Pak Wiranto sekarang? Katanya enggak ada darahnya, katanya keluar tiga setengah liter, padahal darahnya manusia paling banyak hanya enam liter," papar Zulkarnain.
"Nah ini simpang siur," tambahnya.
• Disebut Dapat Jatah Rp75 Juta per Bulan dari Raffi Ahmad, Syahnaz Senyum-senyum Beri Pengakuan Ini
Ia heran bahwa posisi Sulistyo bukan dokter namun dapat menyampaikan mengenai kesehatan Wiranto.
"Tadi nyatanya Pak Sulistyo polisi bukan, dokter bukan, tapi dia bilang Pak Wiranto dipotong 40 centi. Yang berhak memberitahu polisi, ternyata polisi tidak memberitahu, dokter tidak memberitahu, Pak Sulistiyo memberitahu."
"Nyatanya berita ini terus berkembang. Kenapa tidak polisi yang ngomong, berdasarkan rekam jejak yang dibuat dokter sehingga tidak liar," tegas Tengku Zulkarnain.
Penulis: Rr Dewi Kartika H
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Ususnya Dipotong 40 CM, Wiranto Paksakan Diri Ikut Acara di Kemenkopolhukam: Saya Dikawal 2 dokter