Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pusat Studi Politik dan Keamanan Unpad, Muradi meyakini pelantikan Jokowi - Maruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih bakal berjalan aman.
Hal tersebut menanggapi adanya isu rencana serangan saat pelantikan setelah insiden penusukan Menkopolhukam Wiranto.
Baca: Persoalan Buruh Perlu Sorotan, KSPSI Harap Kabinet Baru Segera Diumumkan usai Pelantikan
"Titik kulminasi massa sudah selesai pada 30 September hingga 1 Oktober 2019 lalu. Artinya, kecil kemungkinan akan ada lagi kulminasi massa di Jakarta dalam waktu dekat," ujarnya di Diskusi IPI, 'Optimiskah Pelantikah Presiden Aman?' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/10/2019)
Soal ancaman teror, menurut Muradi juga relatif tesisir aparat dalam kira-kira tiga bulan terakhir.
Baginya, ini pertanda potensi bom dan teror relatif kecil.
"Dari sisi politik, konsolidasi politik juga sudah selesai. Gerindra, Dekokrat, dan PAN yang sebelumnya berada di luar, kini sudah berangsur mesra dengan koalisi pendukung Jokowi - Maruf Amin," ujarnya.
Baca: Inul Daratista Melihat Sosok Jokowi dan Maruf Amin Pasangan yang Dinamis
Adapum sekarang, dikatakan Muradi, tinggal tersisa PKS yang masih tetap stabil berada di luar koalisi pemerintah
"Lagi pula, kalau ada target menggagalkan pelantikan, maka yang marah tidak hanya Polri, tapi TNI juga. Bahkan ini adalah hajatnya TNI. Maka saya berkeyakinan pelantikan aman lancar," pungkasnya.
Keamanan under control
Sehari jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, terpantau masih terkendali dan terkelola dengan baik.
"Keamanan jelang pelantikan masih under control dan terkelola secara baik. Kalaupun ada riak-riak kecil itu biasa dalam negara demokrasi, namun masih terukur. Kita berikan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Perbedaan pendapat adalah hal biasa namun ketika kita berhadapan dengan kepentingan nasional maka itu menjadi prioritas untuk kita sukseskan," kata Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto dalam pernyataannya kepada Tribunnews, Sabtu(19/10/2019).
Baca: Jelang Pelantikan Presiden 2019, Istana Siapkan Anggaran 1 Miliar untuk Sewa Mobil
"Kepentingan nasional berada di atas kepentingan pribadi atau golongan," ujarnya
Wawan mengatakan potensi mobilisasi massa masih ada namun diupayakan komunikasi yang baik kepada semua elemen yang ingin turun untuk mengganti di lain waktu sesudah tanggal 20 Oktober 2019 guna menjaga kekhidmatan pelantikan dan menghormati tamu.
"Kita sukseskan agenda nasional Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden secara maksimal. Semua pihak agar ikut serta menjaga kondusivitas keamanan dan ketertiban. Aparat keamanan terus bekerja untuk mengelola sistem keamanan secara profesional dan mengedepankan soft approach. Kita ajak seluruh kementrian/lembaga terkait, ormas, OKP dan seluruh elemen bangsa untuk berpartisipasi mendukung suksesnya agenda nasional ini," ujar Wawan.
Baca: Pimpinan MPR Hadiri Gladi Bersih Pelantikan Presiden di Gedung DPR/MPR
Apalagi lanjut Wawan acara pelantikan ini akan dihadiri sembilan kepala negara luar negeri maka kita harus berikan sambutan yang terbaik.
"Bukankah Indonesia masuk dalam katagori sepuluh negara teraman di dunia. Ini harus dipertahankan," ujar Wawan.
-
Susunan Acara
Acara Pelantikan Jokowi-Maruf diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya diiringi Korps Musik Mabes Polri.
Selanjutnya, Bambang Soesatyo selaku Ketua MPR-RI akan memimpin mengheningkan cipta diikuti pembukaan sidang paripurna pelantikan presiden dan calon presiden.
Kemudian, Ketua MPR membacakan hasil keputusan KPU diikuti pengucapan sumpah Presiden dan Wakil Presiden dan dilanjutkan penandatangananan berita acara dan penyerahan berita acara kepada pimpinan MPR.
Setelah itu, acara pelantikan dilanjutkan dengan pertukaran tempat duduk wakil presiden dari Jusuf Kalla kepada Kiai Maruf Amin.
Jokowi akan memberikan pidato selaku presiden terpilih periode 2019-2024 terkait awal masa jabatannya.
Setelah membacakan pidato, pimpinan MPR melanjutkan sidang paripurna MPR diikuti pembacaan doa oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. K.H. Nassarudin Umar.
Ketua MPR kemudain menutup sidang paripurna MPR diikuti menyayikan lagu Indonesia Raya.
Rincian
14.30 WIB : Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
14.33 WIB : Mengheningkan Cipta dipimpin Ketua MPR
14.36 WIB : Pembukaan Sidang Paripurna MPR oleh Ketua MPR dan pembacaan Keputusan KPU oleh Pimpinan MPR
14.56 WIB : Pengucapan Sumpah Presiden 14.58 WIB: Pengucapan Sumpah Wakil Presiden
15.00 WIB : Penandatanganan Berita Acara Pelantikan oleh Presiden dan Wakil Presiden
15.05 WIB : Penyerahan Berita Acara Pelantikan oleh Pimpinan MPR (Menuju tempat duduk : pertukaran tempat duduk Wakil Presiden)
15.07 WIB : Pimpinan MPR melanjutkan memimpin Sidang Paripurna MPR
15.12 WIB : Pidato Presiden
15.30 WIB : Pimpinan MPR melanjutkan memimpin Sidang Paripurna MPR
15.35 WIB : Pembacaan Doa
15.40 WIB : Penutupan Sidang Paripurna MPR oleh Ketua MPR
15.45 WIB : Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
15.48 WIB : Sidang Paripurna MPR selesai.