TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA, 18 Oktober 2019 - PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) yang merupakan anak perusahaan dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) kembali diberikan kepercayaan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui perpanjangan Kontrak Kerja Sama (KKS) untuk Wilayah Kerja Pangkah (WK Pangkah) sebagai operator dari wilayah kerja tersebut dengan skema Gross Split melalui Saka Indonesia Pangkah Limited.
PGN Saka resmi menjadi operator setelah kontrak ditandatangani oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dengan PGN Saka dengan disaksikan Plt. Dirjen Migas Djoko Siswanto pada Jumat, 18 Oktober 2019 di Kantor Kementerian ESDM Jakarta.
Dengan ditandatanganinya kontrak tersebut, Plt. Dirjen Migas Djoko Siswanto dalam sambutannya berharap komitmen yang telah disepakati memberi dampak pada peningkatan jumlah produksi dan pendapatan PGN Saka. “Kami berharap dengan komitmen yang ditandatangani pada hari ini memberi dampak sesuai dengan yang diharapkan,” ucap Djoko.
Baca: Dukung program Jargas ESDM, PGN Selesaikan 8.150 Sambungan Jargas di Probolinggo dan Pasuruan
Direktur Utama PGN Saka Nofriadi mengatakan, Perusahaan akan terus berkomitmen untuk melakukan eksplorasi dan mendukung pemerintah dalam significant discovery. Sebagai komitmen untuk meningkatkan energi nasional, PGN Saka melakukan aktivitas pengembangan dua lapangan yaitu West Pangkah dan Sidayu yang diharapkan dapat menambah angka produksi di Blok Pangkah.
“PGN Saka terus mengupayakan peningkatan cadangan dan produksi gas melalui investasi pengeboran eksplorasi dan pengembangan. Dengan penandatanganan komitmen ini kami harapkan dapat mendukung pemerintah dalam meningkatkan energi nasional," ungkap Nofriadi.
Sebagai informasi, Komitmen Kerja Pasti (KKP) dari Blok Pangkah itu sendiri yaitu USD 64,05 Juta dengan bonus tandatangan senilai USD 6 Juta. Saka juga memiliki 100 persen hak kelola di blok tersebut.
Baca: PGN Bekerja Sama dengan Bank Bukopin dalam Pembiayaan Tagihan Pemakaian Gas Pelanggan
PGN Saka telah menjadi operator WK Pangkah pada tahun 2014, setelah berhasil mengakuisisi Hess. Hess Indonesia-Pangkah Limited yang merupakan perusahaan Amerika Serikat beroperasi di Indonesia pada tahun 1996. WK Pangkah mulai ditemukan cadangan minyak dan gas bumi sejak November 1998 kemudian berhasil menghasilkan First Gas pada April 2007, First Oil pada Juni 2008, dan First LPG pada Maret 2009. Di mana PGN Saka juga telah berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi pada WK Pangkah di sumur eksplorasi Sidayu 3 pada Juli 2015, Sidayu 4 pada September 2016 dan Tambakboyo pada Agustus 2018.
Sebelumnya, kontrak dengan skema bagi hasil blok tersebut habis pada 2026. Untuk dua proyek itu, Saka menggelontorkan dana 200 juta dolar AS. Proyek tersebut bakal memberi kontribusi pada pemerintah sebesar Rp 1,2 triliun.
Saka Energi optimistis kinerja di Blok Pangkah akan semakin bagus karena ada efisiensi biaya eksplorasi yang telah dikeluarkan selama ini.
Sebagai subholding gas, PGN mengelola sebelas aset di Indonesia dan satu blok shale gas di Amerika Serikat. Lima di antaranya sepenuhnya dioperasikan penuh oleh PGN Saka. Selain Blok Pangkah, blok lainnya adalah South Sesulu PSC, Blok West Yamdena, Blok Wokam II PSC dan Blok Pekawai. (*)