TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Di zaman ekonomi digital dewasa ini, siapa pun bisa memesan makan, menyewa mobil, hingga belanja bulanan hanya dengan beberapa kalli klik di ponsel.
Ternyata, tidak hanya menguntungkan kita para konsumen, aktivitas ekonomi digital itu juga memberikan dampak dan kontribusi bagi perekonomian negara dan daerah, lho!
Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics melaksanakan riset menghitung dampak kehadiran ekonomi digital bagi masyarakat, baik sebagai produsen maupun konsumen, dengan Grab sebagai studi kasus.
Sejalan dengan program kontribusi sosial Grab for Good yang diperkenalkan Grab pada September lalu, Grab ingin memberdayakan lebih banyak masyarakat Asia Tenggara untuk menjangkau sejumlah akses krusial ke teknologi, peningkatan keterampilan dan layanan digital.
Ini manfaat ekonomi digital bagi mitra Grab
Riset pertama yang dilakukan pada periode November-Desember 2018 menghitung kontribusi kehadiran Grab bagi masyarakat yang berperan sebagai produsen atau penyedia jasa ekonomi digital. Dalam konteks ekosistem Grab, mereka adalah mitra pengemudi GrabCar, GrabBike, merchant (restoran, kafe, atau warung) GrabFood, dan agen GrabKios.
Survei di lima kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan), membuktikan kehadiran Grab telah memberi kontribusi kepada perekonomian nasional Indonesia sebesar Rp 48,9 triliun. Salah satunya melalui penciptaan lapangan kerja baru bagi tenaga kerja,
Dari data terlihat bahwa 32% mitra GrabBike dan 24% mitra GrabCar sebelumnya tidak memiliki pendapatan tetap.
Grab telah menawarkan peluang pendapatan kepada sekitar 300 ribu pengemudi dan 40 ribu agen Kudo yang sebelumnya menganggur, dengan input ekonomi mencapai Rp 16,4 triliun pada 2018.
Temuan di Bandung mencapai angka fantastis. Grab berkontribusi sebesar Rp 10,1 triliun pada tahun 2018. Kontribusi terbesar dihasilkan GrabBike dengan Rp 4,59 triliun, selanjutnya disusul GrabFood dengan kontribusi sebesar Rp 3,76 triliun.
GrabBike dan GrabCar juga berkontribusi menciptakan lapangan kerja di Kota Bandung. Sebelum bermitra dengan Grab, 38% mitra GrabBike, dan 39% mitra GrabCar tidak memiliki sumber penghasilan sama sekali.
Manfaat bagi Konsumen: Surplus yang Tak Kalah Menguntungkan!
Tenggara Strategics dan CSIS juga mengukur peningkatan kesejahteraan masyarakat dari sisi konsumen, berupa surplus konsumen yang dirasakan oleh konsumen GrabBike dan GrabCar di Jabodetabek.
Contohnya, jika seseorang bersedia membayar Rp 50 ribu untuk sebuah perjalanan dari rumahnya ke Bandara Husein Sastranegara Bandung, sementara harga Grab untuk perjalanan tersebut adalah Rp 30.000, maka orang tersebut surplus Rp 20 ribu.
Riset menemukan bahwa teknologi Grab berkontribusi sekitar Rp 46,14 triliun dalam surplus konsumen untuk Jabodetabek pada 2018. Surplus konsumen yang diperoleh konsumen GrabBike adalah Rp 5,73 triliun, sementara GrabCar berkontribusi sebesar Rp 40,41 triliun.
Dengan demikian, uang yang dapat disimpan dari sebelumnya dialokasikan untuk melakukan perjalanan, sekarang dapat digunakan untuk membeli barang-barang lainnya. Artinya, pelanggan dapat memanfaatkan surplus yang untuk membeli barang atau jasa lain yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Dampak Sosial Teknologi untuk Kebaikan, Grab for Good
Kesimpulannya, riset ini adalah potensi teknologi digital menjadi landasan pembangunan ekonomi yang inklusif bagi usaha kecil dan mereka yang selama belum terlayani oleh sistem yang ada.
Lionel Priyadi, Peneliti Ekonomi Tenggara Strategics menjelaskan, “Melalui riset ini, kita bisa melihat bagaimana Grab memberikan peluang yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, termasuk Bandung, untuk mengambil peran dalam ekonomi digital. Pertumbuhan ekonomi ini harus bisa dinikmati oleh setiap orang dari berbagai kalangan di Indonesia, mulai dari bisnis-bisnis skala kecil hingga masyarakat umum. Satu-satunya cara kita semua dapat meraih kesuksesan adalah dengan memastikan setiap pihak benar-benar menjalankan fungsinya.”
Dalam “Laporan Dampak Sosial Grab 2018-2019”, diperkirakan kontribusi Grab mencapai USD 5,8 miliar (Rp 81,5 triliun) terhadap perekonomian Asia Tenggara dalam 12 bulan hingga Maret 2019.
Dampak sosial Grab tampak pada dua aspek: pembukaan akses perbankan kepada usaha kecil dan menengah (UKM), di mana 1,7 juta UKM di Asia Tenggara telah dibantu Grab untuk membuka rekening bank pertama mereka.
Tri Sukma Anreianno, Head of Public Affairs, Grab Indonesia mengatakan, “Indonesia siap menjadi salah satu ekonomi terbesar di Asia, namun pada kenyataannya tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk ikut tumbuh bersama Indonesia yang tengah tumbuh. Grab ingin membangun sebuah platform yang inklusif, dan telah menjadi komitmen kami untuk menciptakan dampak positif dan berkelanjutan di setiap negara tempat kami beroperasi. Grab for Good.”
Melayani lebih banyak penyandang disabilitas
Teknologi dan model bisnis Grab memungkinkan orang dengan disabilitas tetap jadi tenaga kerja produktif dan mandiri.
Saat ini, 700 orang di Asia tenggara termasuk di Indonesia menjadi wirausahawan mikro dan Grab tengah mengembangkan platform dan prosedur operasi standar agar lebih banyak orang tuli dapat menjadi mitra pengemudi.
Salah satu mitra pengemudi Tuli GrabCar dari Bandung, Al Kautsar Wirawan, menyatakan, “Saya diberhentikan oleh perusahaan tempat saya bekerja karena masalah pendengaran. Menemukan kesempatan kerja baru sangatlah sulit, sampai saya menemukan Grab."
Al Kautsar enambahkan, "Saya telah menjadi mitra pengemudi selama lebih dari satu tahun dan menjadi pengalaman yang luar biasa bagi saya. Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini dan senang melihat Grab terus berupaya untuk meningkatkan pengalaman berkendara kami melalui platformnya.”
Sebagai bagian dari komitmen Grab for Good, peningkatan proses dan fitur baru akan ditambahkan ke aplikasi Grab untuk memudahkan mitra pengemudi berkomunikasi dengan para pelanggan, mendapatkan bantuan layanan melalui fitur pesan instan khusus.
Grab juga akan melakukan serangkaian pelatihan bulanan untuk memastikan mitra pengemudi dapat melayani pelanggan penyandang disabilitas.
“Grab terus berkomitmen untuk membawa dampak positif dari teknologi untuk Indonesia dengan meningkatkan inklusi dan literasi digital, memberdayakan wirausahawan mikro dan bisnis skala kecil serta membangun angkatan kerja yang siap menyambut masa depan,” tutup Tri. (*)