Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian memberikan informasi kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bahwa Indonesia kekurangan guru vokasi.
Asisten Deputi Ketenagakerjaan Kemenko Bidang Perekonomian Yulius mengungkapkan, jumlah guru vokasi Indonesia cuma sekira 20 persen hingga 30 persen.
"Khususnya yang mengerti welding (teknik penyambungan logam) sangat sedikit. Ini kurang ternyata," ujarnya di Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Selain itu, ia menyampaikan, penyerapan kurikulum terhadap industri juga masih 50 persen, sehingga banyak orang bekerja tidak sesuai keahlian.
"Kurikulum 50 persennya tidak sesuai. Salah pilih (Mendikbud) Nadiem karena pekerja informal (Go-Jek) tidak sesuai antara keahlian dengan dunia industri," kata Yulius.
Baca: Lepas Jabatan CEO di Gojek, Terungkap Besaran Gaji Nadiem Makarim Sebagai Mendikbud, Selisih Jauh?
Karena kurangnya partisipasi perusahaan dalam negeri, pemerintah meminta lembaga asing untuk membantu melatih guru supaya bisa memberikan pengajaran yang cocok.
Menurut Yulius, dunia vokasi Indonesia juga jauh ketinggalan hampir 2 generasi dari negara maju dari sisi sarana dan prasarana.
"Vokasi ketinggalan jauh hampir 2 generasi. Kita pakai ini, industri (di negara lain) sudah pakai yang lain," pungkasnya.