TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai pencalonan Komjen (Pol) Idham Azis Kabareskrim sebagai calon Kapolri adalah langkah yang tepat terkait sejumlah alasan.
Boni Hargens menyebut sejumlah alasannya.
Pertama, Boni Hargens menilai Idham memiliki pengalaman yang memadai di dalam menangani terorisme dan berbagai kejahatan besar lainnya.
"Kita semua tahu bagaimana ia dulu berhasil membongkar kasus bom Bali II termasuk juga mengungkap kejahatan mutilasi tiga siswi di Poso," ujar Boni Hargens di Jakarta, Kamis (24/10/2019).
BACA: Terungkap, Calon Kapolri Pengganti Tito Karnavian, Idham Azis Sempat Viral Kasi Uang ke Polisi
Termasuk, menurut Boni Hargens, prestasi Idham Azis dalam operasi-operasi skala besar lain seperti Operasi Anti-Teror Bareskrim Polri di Poso (2005-2007), Operasi Camar Maleo (2014-2016), dan Operasi Tinombala (2016).
"Idham menorehkan banyak prestasi selama menjabat Wakil kepala Densus 88 Anti-Teror ketika Mendagri Tito Karnavian masih menjabat sebagai Kepala Densus 88 ketika itu," katanya.
Kedua, Boni Hargens mencatat dari sisi integritas, Idham tidak mempunyai cacat sepanjang sejarah profesinya di kepolisian.
"Ia sosok yang bersih dan berintegritas," ujarnya.
Ketiga, Boni Hargens menyebut Idham memiliki keberanian dan ketegasan dalam mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang terkait dengan keamanan masyarakat, bangsa, dan negara.
"Terkait tiga alasan tersebut, saya menilai Presiden Jokowi sudah membuat keputusan yang tepat dan bijak dengan mencalonkan Idham Azis untuk menjabat Kapolri yang baru," katanya.
Dia mengatakan pemilihan Idham Azis dianggap sebagai keputusan yang tepat dan bijak karena lingkungan strategis dunia keamanan saat ini membutuhkan sosok yang bersih, tegas, dan berintegritas.
"Kita tengah menghadapi ancaman radikalisme dan terorisme yang terus meningkat dan pada saat yang sama kekacauan lain terjadi seperti gejolak separatis di Papua," katanya.
Pada situasi yang konfliktual macam ini, Boni Hargens mengatakan diperlukan sosok Kapolri yang berani dan bertindak cepat, yang sejalan dengan visi-misi pemerintahan Jokowi yang menginginkan kerja nyata dengan ritme yang cepat.
"Satu catatan yang penting untuk Kapolri baru adalah bagaimana melanjutkan koordinasi antaragensi dengan TNI dan BIN sebagaimana telah sukses dilakukan oleh Kapolri Tito Karnavian pada masa bakti sebelumnya," katanya.
Demikian pula, lanjut Boni Hargens, koordinasi lintassektoral sangat urgen dan signifikan dalam kondisi ancaman keamanan yang terus dinamis saat ini dan di masa mendatang.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Kabareskrim Komjen Pol Idham Azis sebagai calon Kapolri menggantikan Jenderal Tito Karnavian.
Tito sendiri baru saja dilantik sebagai Menteri Dalam Negeri di Kabinet Indonesia Maju.
Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad membenarkan Presiden Jokowi telah mengirimkan Surat Presiden (Surpres) pengganti Kapolri pada Rabu, (23/10/2019). Dalam Surpres tersebut, Presiden ajukan Kabareskrim Komisaris Jenderal Idham Aziz sebagai calon tunggal pengganti Tito Karnavian.
"Sudah masuk (Surpres), iya Idham Aziz," ujar Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, saat dihubungi, Rabu, (23/10/2019),
Menurut Dasco, DPR akan segera memproses surat tersebut. Nantinya setelah alat kelengkapan dewan (AKD) Komisi III terbentuk maka akan digelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap Idham Aziz.
"Ya nunggu komisi 3 disepakati dulu. Kan komisi 3 baru minggu depan, setelah itu ya langsung kita adakan fit and proper test. Kan komisi tiga nya belum dilantik," katanya.