News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Jokowi

Pantaskah Prabowo Menjadi Pembantu Jokowi ? Simak Ulasan Aktivis, Pengamat dan Politisi

Penulis: Muhammad Nur Wahid Rizqy
Editor: Yudie Thirzano
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo berjabat tangan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto usai pelantikan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

TRIBUNNEWS.COM - Pengangkatan Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju menuai pro kontra.

Bekas lawan Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2019 tersebut disinyalir akan menguntungkan kebijakan pemerintah, sekaligus menjadi bumerang. 

Prabowo Subianto, yang telah menjadi lawan politik Jokowi sejak 2014, kerap kali mengeluarkan kata-kata yang kontroversial. 

Prabowo pernah mencurigai penyelenggaraan pemilu 2019 dilaksanakan dengan kecurangan yang terstrukstur, sistematis, dan masif.

Baca: Pernah Ramal Prabowo Subianto Jadi Menteri dan Kenyataan, Politisi PDIP: Sudah Terhormat bagi Dia

Baca: Salam Hormat Menteri Prabowo Dibanggakan Arief Poyuono, Komentar Adian Napitupulu Mengundang Tawa

Ada pula pernyataan bahwa Indonesia akan bubar di tahun 2030, dan pernyataan jika Prabowo dan Sandiaga Uno tidak memenangkan pemilihan Presiden 2019, maka negara akan punah. 

Terlepas dari semua kontroversi yang pernah Prabowo ungkap dan lakukan ketika menjadi rival Jokowi di pemilihan Presiden, Prabowo sekarang menjadi orang yang dipercaya Presiden Jokowi menjadi Menteri Pertahanan di periode 2019-2024.

Dikutip dari tayangan Kompas TV, alasan Prabowo bersedia menjadi Menteri Pertahanan adalah ia diminta oleh Jokowi untuk memperkuat kabinet, terlebih untuk memperkuat urusan pertahanan.

"Kami diminta untuk memperkuat kabinet , dan Partai Gerindra jika diminta, kami siap membantu," ucap Prabowo saat konferensi pers di Istana Negara (21/10/2019). 

Pembahasan mengenai Prabowo dipilih menjadi Menteri Pertahanan juga dibahas dalam acara Mata Najwa, Rabu (24/10/2019). 

Dalam pembahasan tersebut, masalah terkait Prabowo dipilih Jokowi menjadi menteri tidak mengagetkan. 

Usman Hamid, selaku Direktur Amnesty International Indonesia, dalam acara tersebut tidak kaget jika Prabowo menjadi Menteri.  

Dia mengatakan di Pilgub DKI, PDIP dan Gerindra bersatu untuk memenangkan Jokowi, menurut literatur hanya menjelaskan dua kemungkinan, semuanya dikendalikan oleh oligarki, yaitu sekelompok orang yang memiliki kontrol di suatu partai atau kartel politik.

Usman Hamid pun menuturkan jika terpilihnya Prabowo karena penggaruh oligarki, karena adanya pengaruh sekelompok orang yang memiliki kontrol di suatu partai.

Adian Napitupulu, seorang politikus dari partai PDIP juga menanggapi terpilihnya Prabowo menjadi Menteri di era Jokowi.

Menurutnya, ia memandang jika dari sisi kepentingan politik saat ini, masih bisa diperdebatkan.

Namun disisi yang lain, ada saatnya saling berhenti bertarung, harus berhenti berperang.

“Kalau dari sisi kepentingan politik, masih bisa diperdebatkan, tapi kalkulasinya itu yang harus dipahami. Bahkan jika saya bertemu dengan Presiden, saya akan tanya dan ada saatnya kita berhenti bertarung,” kata Adian dalam acara Mata Najwa.

Adian juga menambahkan pasti Jokowi mempunyai kalkulasi, data, dan  hitungan-hitungan dalam memutuskan Prabowo menjadi Menteri.

“Saya percaya Jokowi punya kalkulasi, data, hitung-hitungan dan informasi sebagainya,” imbuhnya.

Baca: Hari Pertama Jadi Menhan, Prabowo Disambut Upacara Jajar Kehormatan

Baca: Kecewa Prabowo Dipilih Jokowi Jabat Menhan, Ernest Prakasa: Tadinya Lawan Kok Sekarang Dirangkul

Arief Puyono, Wakil Ketua Umum Gerindra saat ditanya Najwa Shibah ,mempunyai pendapat tentang terpilihnya Prabowo sebagai Menteri

Menurutnya Jokowi mengerti mengenai kompetensi yang dimiliki Prabowo dalam bidang pertahanan, dan antara Jokowi dan Prabowo memiliki hubungan yang sangat baik

"Menurut saya, berdasarkan obrolan di bawah meja, Jokowi sudah sangat kenal dengan Prabowo, artinya Jokowi mengerti akan kompetensi dan kemampuan Prabowo dalam pertahanan,” kata Arief Puyono.

Najwa Shihab juga menanggapi keterangan Arief Puyono tentang kesediaan Prabowo menjadi Menteri.

Arif Puyono menegaskan bahwa Prabowo bersedia menjadi Menteri demi kepentingan bangsa.

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya mengemukakan pendapatnya tentang fenomena Prabowo Subianto sebagai Menhan. 

"Ini merupakan kejadian politik biasa, yang belum bisa mengartikan bahwa Jokowi seorang negarawan, Prabowo juga negarawan. Yang bisa dilakukan adalah Jokowi harus bisa menunjukkan ia adalah atasan Prabowo, karena ini tidak mudah," kata Yunarto Wijaya.

“Pertarungan pilpres dianggap menjadi pertarungan pilpres yang berat."

"Ketika lawan politik Jokowi diangkat menjadi Menteri, menimbulkan kekhawatiran bisakah Prabowo loyal kepada Jokowi?"

"Pertarungan pilpres adalah pertarungan dua orang yang visi misinya berbeda, itu tidak mudah untuk menerjemahkan tidak boleh ada menteri yang visi misinya berbeda. Prabowo harus menunjukkan bahwa dia loyal sebagai bawahan, kalau itu bisa dilakukan baru kita bisa mereka telah naik sedikit dari sekedar transaksi politik," imbuh Yunarto Wijaya. 

Tepat pada hari Kamis, (24/10/2019), serah terima jabatan antara Menteri Pertahanan periode 2014-2019, Ryamizard Ryacudu dan Menteri Pertahanan Periode 2019-2024, Prabowo Subianto dilakukan di Kementerian Pertahanan. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini