Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Leo Agustino mengkritik permintaan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk menambah 5 wakil menteri (wamen).
Meskipun memang dia mengakui, mengurusi BUMN bukan hal yang mudah. Apalagi setiap BUMN punya sektor usaha yang beragam sehingga perlu ditangani oleh orang-orang yang paham dalam bidangnya masing-masing.
"Tapi tidak sebanyak itu juga. Ini akan buat birokrasi menjadi gemuk," ujar Leo Agustino kepada Tribunnews.com, Kamis (24/10/2019).
Baca: ICW Kritik Jokowi karena Dianggap Kurang Perhatikan Rekam Jejak Menteri Kabinet Indonesia Maju
Baca: Pujian Puan kepada Menko PMK Muhajir: Beliau Paling Rajin Datang Rapat
Baca: Pakar Telematika Bahas Video Mesum yang Mirip Gisel: Tinggal Lihat Paha Dalam, Adakah Tahi Lalatnya
Leo Agustino mengingatkan, perlunya kepemimpinan yang bisa mengoptimalkan kesekjenan dan kedeputian menjalankan tugasnya.
Karena jika itu bisa dilakukan, maka wakil menteri, kata dia, tidak menjadi perlu lagi.
"Kala kesekjenan dan kedeputian di setiap kementerian bisa menjalankan tugasnya, maka wakil menteri, saya kira tidak menjadi perlu lagi," jelas Leo Agustino.
Dia meminta Presiden Jokowi tidak terlalu gemuk memberikan kursi wakil menteri di BUMN.
Dia juga menilai, tidak harus semua kementerian memiliki Wakil Menteri.
"Wakil Menteri wajib ada bagi menteri-menteri yang urusannya berlimpah sehingga ia harus membagi pekerjaan dengan wakil menteri," ujarnya.
Untuk itu Jokowi diharapkan akan tetap menilai kompetensi, kapabilitas dan kemampuan seseorang yang akan ditempatkan menjadi Wakil menteri.
Erick Thohir Minta 5 Wamen
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Toto Pranoto menilai permintaan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menambah 5 wakil menteri (wamen) bikin gemuk birokrasi.
Toto menjelaskan, struktur Kementerian BUMN saat ini sudah ada 5 deputi yang membawahi sektoral bidang usaha, sehingga tidak perlu dijabat oleh wamen.