TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Budi Arie Setiadi menceritakan momen saat mendapat telepon dari Istana terkait tugas dari Presiden Jokowi sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT).
Mulanya, ia mendapat telepon dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang menyampaikan pesan Presiden Jokowi soal tugas (Wamendes PDTT).
Budi Arie mengaku sempat berpikir soal tugas-tugas itu. Ia bahkan meminta waktu 15-30 menit untuk berpikir dan berdialog dengan keluarga dan rekan-rekannya.
"Mereka bilang ya sudah siap saja melaksanakan tugas. Maka saya jawab, saya siap melaksanakan tugas dari Pak Presiden Jokowi," kata Budi Arie Setiadi saat sesi wawancara khusus dengan Tribunnews.com, Jumat (25/10/2019) malam.
Budi Arie pun mengungkapkan alasan kuat dirinya menerima jabatan sebagai Wamendes PDTT.
Sebagai Ketua Umum relawan Pro Jokowi (PROJO), Budi mengaku punya jaringan organ masyarakat dari Sabang sampai Marauke.
Hal itu, kata Budi, yang menjadi perrtimbangan Presiden Jokowi menunjuk dirinya sebagai Wamendes PDTT.
"Jaringan kita kan akar rumput, desa-desa dan pendamping desa kita juga banyak. Sehingga bisa menjadi mata dan telingan kita semua untuk pergerakan dana desa ini," jelasnya.
Selain itu, Budi Arie siap bekerja ektra di lapangan untuk melihat secara langsung masalah yang terjadi di pedesaan. Bahkan, ia bersiap ngantor di lapangan selama bertugas.
"Saya percaya bahwa problem desa adalah problem di lapangan, kita akan tahu problem desa kalau kita mengecek di lapangan, kita harus turun ke masyaraakat, karena kalau laporannya asal bapak senang, kita enggak tahu kemajuan desa bagaimana?" ucap Budi Arie.
Projo Batal Bubar
Budi Arie dikenal sebagai Ketua umum Projo, yang merupakan organisasi terbesar pendukung Presiden Joko Widodo.
Jumat pagi, Ia bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Budi Arie menyampaikan beberapa pesan dan kesan hasil pertemuannya dengan Jokowi.