News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik PNS Bercadar

Menhan Prabowo Diminta Kumpulkan Penceramah Yang Gunakan Narasi Radikal

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat tiba di gedung Kementrian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2019). Kedatangan Prabowo dalam rangka serah terima jabatan Menteri Pertahanan yang disambut upacara militer. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai, penunjukan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan sudah tepat.

Boni juga berpandangan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak sedang bagi-bagi 'kue' kursi menteri kepada Prabowo.

Melainkan, kapasitas Prabowo sebagai tokoh nasionalis dan paham soal pertahanan negara.

Hal itu disampaikan Boni saat diskusi bertajuk 'Radikalisme atau Manipulasi Agama?' di kawasan Setiabudi, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (4/11/2019).

Baca: PR Bagi Menhan Prabowo Subianto dalam Mengatasi Radikalisme

"Pak Jokowi tidak sedang bagi-bagi kue. Pengangkatan Pak Prabowo, beliau mempunyai kapabilitas tentang militer dan kita berharap infrastruktur pertahanan akan semakin baik," ucap Boni Hargens.

Boni juga berharap, penunjukan Prabowo merupakan bagian dari upaya Presiden Jokowi untuk meningkatkan alusista.

Terlebih sebagai Mantan Danjen Kopassus, Prabowo bisa meningkatkan kesejahteraan prajurit.

Selain itu, Boni juga menyoroti soal pekerjaan rumah yang harus di lakukan Prabowo, yakni memberantas radikalisme di Indonesia.

Baca: Boni Hargens: Jokowi Tunjuk Menag Fachrul Razi Karena Ada Visi Besar Lawan Radikalisme

"Menteri pertahanan harus mampu mengumpulkan semua penceramah agama yang pada pemilu kemarin memakai narasi-narasi radikal. Mengumpulkan mereka yang memakai politik identitas sebagai alat kampanye," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini