"Bukan (cari panggung) sama sekali ya, kami hanya menjalankan fungsi kami sebagai legislator. Kami kan mempunyai fungsi pengawasan, mempunyai fungsi budgeting, sehingga apa yang kami lakukan ini ya kami hanya melaksanakan sumpah jabatan kami sebagai anggota DPRD," jelas William.
"Sehingga partisipasi publik, suatu keniscayaan. Kita kan hidup dalam demokrasi, yang saya buka juga bukan uang pribadi lho, itu uang masyarakat. Sehingga itu hal yang sangat-sangat wajar," tambahnya.
William mengatakan transparansi merupakan harga mati dan hal yang wajar untuk dilakukan.
Sehingga ketika melaksanakan tugas budgeting yaitu menyirisir anggaran.
William sebelumnya dalam akun Twitter @willsarana menuliskan cuitan mengenai anggaran fantastis untuk membeli lem Aibon yang dibuat oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
"Ditemukan anggaran aneh pembelian lem aibon 82 milliar lebih oleh Dinas Pendidikan.
Ternyata Dinas Pendidikan mensuplai 2 kaleng lem Aibon per murid setiap bulanya.
Buat apa?
Kalau banyak yang RT besok pagi saya akan buka-bukaan soal anggaran DKI," tulis William.
Cuitan tersebut akhrinya viral dan mendapatkan reaksi dari warganet Twitter.
Akun @uki23 yang ingin mengetahui kebenaran tersebut langsung menuju web APBD DKI Jakarta.
"Karena penasaran sama temuan bro @willsarana, aku telusuri temuan beliau ini:
Anggaran Suku Dinas Pendidikankota Jakbar untuk "Penyediaan Biaya Operasional Pendidikan SD Negeri" sebesar 82miliar lebih dan aku llihat detailnya, 82miliar itu semua cuma untuk beli LEM AIBON!," tulis akun @uki23.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)(Kompas.com/Cynthia Lova)