Mantan Menkopolhukam, Wiranto, menggugat eks Bendahara Umum Hanura, Bambang Sujagad Susanto karena wanprestasi, begini penjelasan pengacara.
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto telah menggugat eks Bendahara Umum Hanura, Bambang Sujagad Susanto.
Gugatan Wiranto terhadap Bambang Sujagad Susanto ini terkait wanprestasi (ingkar janji) yang telah terdaftar pada Senin (9/9/2019) lalu.
Wiranto menuntut Bambang Sujagad Susanto untuk membayar uang ganti rugi sebesar Rp 44,9 miliar.
Dalam perkara bernomor 538/Pdt.G/2019/PN Jkt.Pst, Wiranto menyatakan Bambang melakukan Wanprestasi/Ingkar Janji/Cidera Janji, karena tidak melaksanakan dan mentaati isi Surat Perjanjian, yang tertanggal 24 November 2009.
Baca: Gugatan Rp 44,9 Miliar Wiranto kepada Bambang Sujagad Berawal dari Dana Titipan
Baca: Wiranto Gugat Bambang Sujagad Susanto Rp 44,9 Miliar karena Wanprestasi
Dikutip dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (SIPP PN Jakpus), Bambang Sujagad dinyatakan telah melakukan wanprestasi berupa penitipan dana sebesar 2.310.000 dollar Singapura atau Rp 23 miliar.
"Menyatakan TERGUGAT melakukan Wanprestasi/Ingkar Janji/Cidera Janji, dengan tidak melaksanakan dan mentaati isi Surat Perjanjian, Tertanggal 24 November 2009, tentang Penitipan dana sebesar 2.310.000 Sing $ (Dua Juta Tiga Ratus Sepuluh Ribu Singapur Dollar)," tulis dalam SIPP PN Jakpus.
Selain itu, Wiranto juga meminta Bambang Sujagad untuk membayar bunga yang terhitung sejak 24 November 2009 hingga tanggal gugatan sebesar Rp 18 miliar.
Bambang Sujagad juga diminta untuk membayar uang paksa (Dwangsom) sebesar Rp 5 juta perharinya jika tidak memenuhi isi putusan tersebut.
Sidang pertama kasus ini pun telah dimulai pada Selasa (1/10/2019), namun ditunda karena Bambang Sujagad tidak hadir di persidangan.
Kuasa hukum Wiranto, Adi Warman pun menjelaskan kasus gugatan wanprestasi terhadap Bambang Sujagad.
Adi menjelaskan, dalam perjanjian itu, dana yang tertera merupakan uang titipan Wiranto agar nantinya disimpan Bambang di bank.
"Dana tersebut tidak dapat digunakan Bambang Sujagad tanpa seizin Pak Wiranto. Dikatakan di situ bahwa sewaktu-waktu dana tersebut juga dapat ditarik oleh Pak Wiranto," ujar Adi pada Selasa (5/11/2019) malam, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Pada kenyataannya, sejak tahun 2009 hingga sekarang, Wiranto tak dapat menarik uangnya dari Bambang Sujagad.