Sebelum pelantikan, nama Edhy Prabowo memang santer disebut-sebut sebagai calon menteri.
Melansir Kompas.com, Edhy Prabowo lahir di Muara Enim, Sumatera Selatan pada 24 Desember 1971.
Tercatat, ia pernah masuk Akademi Militer pada 1991.
Namun, karier militernya tak bertahan lama lantaran kena sanksi.
Setelah keluar dari dinas kemiliteran, Edhy sempat berkenalan dengan Prabowo Subianto saat masih berpangkat letnan kolonel.
Sejak saat itu Edhy menjadi salah satu orang dekat dan kepercayaan Prabowo.
Pada 1997, Edhy berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo atas bantuan dari Prabowo.
Ia juga sempat meneruskan kuliah di Swiss-German University.
Ia mulai aktif berorganisasi di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pada 2005 dan menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan HKTI pada 2007.
Selain HKTI, Edhy juga aktif mengurusui Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (PPSMI), Yayasan Pendidikan Kebangsaan dan Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia.
Pada tahun yang sama, Edhy mendirikan perusahaan jasa keamaanan, PT Garuda Security Nusantara dan menjabat menjadi Presiden Direktur dan menjadi Komisaris di PT Kiani Lestari Jakarta, perusahaan kertas milik Prabowo.
Karier politiknya berawal saat Prabowo mendirikan Partai Gerindra pada 2008.
Edhy dipercaya menjadi Wakil Ketua Umum Bidang Keuangan dan Pembangunan Nasional DPP Partai Gerindra.
Lantas, ia pun memutuskan ikut Pemilu Legislatif 2009 dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan I.
Setelah lolos, Edhy bertugas di Komisi VI DPR-RI yang membidangi perdagangan, perindustrian, koperasi dan BUMN.
Periode 2014-2019, ia terpilih kembali dan menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPR-RI yang membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan dan pangan.
(Tribunnews.com/Sinatrya) (Kompas.com/Kristian Erdianto)