TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kantor Pusat Kementerian PUPR - Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, Syahrul meminta dukungan Kementerian PUPR sebagai Kementerian yang memiliki tugas dan fungsi pembangunan infrastruktur untuk ikut bersama-sama mendukung pembangunan pertanian dari sisi infrastruktur.
“Yang pertama datang untuk menjajaki berbagai program yang mungkin bisa disatukan dengan Kementerian PUPR yang memang menangani semua aspek infrastruktur termaksud infrastruktur yang terkait dengan pertanian yang di butuhkan besok agar akselerasi pertanian untuk kepentingan rakyat yang bermuara kepada kinerja yang lebih baik itu kami bisa lakukan” ungkap Syahrul.
Dalam pertemuannya, Syahrul dan Basuki juga membicarakan terkait kolaborasi yang dapat ditempuh dua Kementerian tersebut dalam menyelamatkan komoditas karet, hal ini dilakukan sebagai salah satu cara mendorong permintaan pasca-anjloknya harga karet di pasar dunia.
Baca: Alsintan untuk Tarik Minat Generasi Muda Purwakarta ke Pertanian
“Hari ini yang terjajaki itu adalah seperti apa masalah karet yang bersoalan dengan harga makin rendah itu, bisa digunakan semaksimal mungkin jadi bukan sekedar penjajakan saja atau bukan sekedar membantu yang menjadi konsepsi bersama”
Komoditas karet merupakan komoditas global yang harganya ditentukan pasar internasional dimana saat ini kondisinya sedang mengalami penurunan. Indonesia merupakan salah satu produsen karet alam terbesar di dunia.
Setiap tahun produksi karet alam Indonesia mencapai 3,2 juta ton, dan 0,6 juta ton diantaranya dimanfaatkan industri dalam negeri, sementara 2,4 juta ton lainnya diekspor ke mancanegara.
“Indonesia merupakan penghasil karet ke dua terbesar di dunia, oleh karena itu pemanfaatan karet digunakan untuk pencampuran aspal untuk menjadikan jalan karet dan lain-lain, ternyatanya ini bukan hal baru. Sebelumnya sudah terjawab oleh Menteri PUPR,” beber Syahrul.
Menanggapi hal tersebut, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyatakan pihaknya siap memberi dukungan penuh dan siap memberikan hasil yang lebih maksimal dibanding tahun lalu terkait penyerapan karet di tingkat petani.
“Kemarin karet sudah akhir tahun lalu kan, tahun ini minta perbesar lagi, kita akan membantu petani karet lebih besar lagi, kita akan upayakan program itu, makanya kita bikin programnya. Tahun lalu sekitar 30 rb ton kita serap dari petani pada saat harga rendah, tahun ini kita lebihkan lagi sesuai dengan kebutuhhan kemampuan” beber Basuki.
Tidak hanya berbicara masalah karet, Basuki dan SYL juga membicarakan pengembangan irigasi pertanian di lumbung-lumbung pangan Indonesia.
“Kami di sini untuk match program jadi kedepan ini kami membuat irigasi. Rehabilitasi irigasi 5 tahun kedepan sekitar 2 juta 2 per 5000 hektar. Kemudian untuk pembangunan irigasi baru adanya 500 rb hektar, 5 tahun yang lalu itu juga kita ada pembangunan irigasi 1 juta, nanti kami akan lihat lumbung-lumbung padi yang mana atau lumbung pertanian, setidaknya ada 15 Provinsi yang sesuai” tandas Basuki.(*)