TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat ‘Nusantara’ dari berbagai daerah berkumpul untuk mendeklarasikan pembentukan koperasi Pariwisata Republik Indonesia (KoparRi) di Hotel Jayakarta, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Mereka bersepakat membentuk KoparRi untuk mendukung program pemerintah memajukan 11 destinasi wisata prioritas dengan lima destinasi di antaranya berkelas premium atau ‘Bali Baru’.
Pendirian koperasi ini untuk merespons kebijakan pemerintah yang telah menetapkan sektor pariwisata sebagai salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan penghasil devisa negara.
Secara khusus, keputusan Presiden Joko Widodo yang menetapkan 11 destinasi wisata prioritas, yaitu Danau Toba (Sumut), Borobudur (Jateng), Komodo – Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (Jakarta), Bunaken (Sulut), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung).
Yosef Tor Tulis, salah satu inisiator mengatakan, visi dan semangat kami bagaimana ikut memberdayakan masyarakat lokal di 11 destinasi wisata prioritas sehingga kue raksasa dari dana APBN maupun investasi BUMN dan BUMS mengucur deras juga ke masyarakat bawah.
"Sudah terlalu banyak kisah bagaimana masyarakat lokal menjadi penonton dari investasi berskala mercusuar di banyak daerah di negeri ini,” kata Yosef dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/11/2019).
Baca: Potret Liburan ke Labuan Bajo ala Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Nikmati Sunset Romantis
Yosef merupakan salah seorang pimpinan paripurna Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin).
Hadir dalam rapat pembentukan itu hadir 48 orang deklarator atau pendiri, yaitu satu orang perwakilan dari destinasi Borobudur, satu orang perwakian dari destinasi Labuan Bajo, 5 orang dari Pantai Lesung, 3 orang dari Danau Toba, tiga orang mewakili daerah destinasi di Lampung dan dua orang dari Bandung.
Selebihnya, berasal dari Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Tangerang dengan beragam latar belakang profesi seperti akademisi, pengacara, bankir, wartawan, pengusaha, karyawan professional, dan praktisi koperasi.
“KoparRi dirancang sebagai lokomotif yang menggerakkan sekaligus menarik gerbong ekonomi ‘orang-orang kecil’ di destinasi-destinasi wisata. Kunci pemberdayaan ekonomi rakyat ialah organisasi ekonomi rakyat yang tepat, solid, kuat. Dan, pilihannya cuma satu, yaitu koperasi. Jadi, KoparRi ini juga sebagai gerakan ideologis,” ujar Yosef yang terpilih sebagai Ketua Umum KoparRi dalam rapat perdana itu.
Baca: Suka Jadi Trendsetter, Ini Daftar Harga Baju Nagita Slavina Saat Liburan di Labuan Bajo, Terjangkau!
Selain Yosef Tor Tulis sebagai ketua, dalam Rapat perdana KoparRi itu juga terpilih Aventinus Janur sebagai sekretaris, Wiwi Warsiati sebagai bendahara, Gusty Dawarja sebagai Ketua Bidang Legal, Jaelani sebagai ketua bidang IT, dan Thomas Junggam sebagai wakil sekretaris. Sedangkan di jajaran pengawas, terpilih Gaudens Suhardi sebagai ketua dengan anggota Wirman Toman Huberton, Julia Dewi Kusma, Flory N Sentosa, dan Uding.
Menariknya, ketika pembicaraan soal kantor KoparRi pusat sepertinya menemui jalan buntu, Gusty Dawarja secara spontan menawarkan salah satu ruangan yang representatif di kantornya LexRegis – Agustinus Dawarja & Partners di Jln. Gatot Subroto, Jakarta Selatan, untuk dipakai sebagai kantor KoparRi Pusat. Tawaran Gusty pun disambut aplaus oleh seluruh peserta rapat.
‘Holding’ Berperan Ganda