TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi mengungkap identitas pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara pada Rabu (13/11/2019).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, pelaku yang berusia 24 tahun itu memiliki inisial RMN.
"Pelaku lahir di Medan, statusnya adalah pelajar/mahasiswa," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, seperti dilansir dari Kompas TV.
Identitas tersebut diketahui setelah tim Inafis Polri berhasil memperoleh sidik jari pelaku.
Data itu kemudian dicocokkan dengan data yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri.
Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Disebut Masih Mahasiswa, Teman Beberkan Riwayat Pendidikan Sebenarnya
Meski demikian, untuk memperkuat informasi identitas pelaku, Polri akan tetap melakukan pengecekan DNA. Data DNA itu kemudian dibandingkan dengan data DNA yang diperoleh dari keluarga terdekat pelaku.
"Nanti akan disandingkan dengan tes DNA kedua orang tua pelaku," ungkapnya.
Berikut sejumlah fakta terkait pelaku:
1. Ojek online hingga bakso bakar
RMN merupakan warga Gang Tentram, Lingkungan III, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Sumatera Utara. Di sana, ia tinggal di rumah orang tuanya.
Kepala Lingkungan III, Poetra mengaku tidak terlalu mengenal RMN. Namun kesehariannya, pemuda itu diketahui berprofesi sebagai seorang pengemudi ojek online (ojol).
Sementara Kepala Lingkungan IV, Nardi mengaku, pernah mengenal RMN. Menurut dia, RMN dia lahir di daerah tempat tinggalnya.
Namun setelah itu ia sempat pindah ke Aceh.
"Dia lahir di sini dan pernah menetap di Kuala Simpang. Baru pas sudah besar dia balik lagi ke sini," kata Nardi
Selain berprofesi sebagai pengemudi ojol, menurut Nardi, RMN juga berjualan bakso bakar. Saat ini, ibu RMN telah meninggal dunia.
Baca: Bom di Mapolrestabes Medan, Pengamat: Komando Baru ISIS Ambil Kendali Serangan
2. Dikenal baik
Pada 2018, pelaku sempat pindah ke Kecamatan Marelan, Kota Medan. Hal itu dilakukan setelah ia menikah dengan seorang perempuan yang juga merupakan warga sekitar.
Namun sebelum pindah, Poetra mengungkapkan, RMN sempat mengurus surat perpindahan dengannya.
"Terakhir ketemu sebelum dia menikah tahun 2018," ucap dia.
Poetra diketahui memiliki empat saudara. Saat masih kecil, ia sempat pindah ke Aceh.
Namun, dia kembali lagi ke Sei Putih Barat setelah peristiwa tsunami yang melanda Aceh beberapa tahun lalu.
Warga setempat mengenal dia sebagai orang yang pandai bergaul, juga baik terhadap tetangga.
Baca: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Sebuah Sekolah Dasar Islam di Depok
3. Tiga anggota keluarga diamankan
Setelah peristiwa ledakan, aparat kepolisian menggeledah rumah keluarga RMN di Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara.
Penggeledahan dilakukan selama kurang lebih tiga jam. Setelah itu, polisi mengamankan tiga orang anggota keluarga RMN.
Mereka adalah paman, bibi dan sepupunya.
Baca: Gara-gara Pelaku Bom Bunuh Diri Pakai Jaket Ojol, Driver Ini Tak Boleh Masuk Apartemen
4. Lone wolf
Polisi telah merampungkan proses olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil olah TKP, tim gabungan Detasemen Khusus 88 Antiteror, Inafis dan Puslabfor berhasil mengumpulkan sejumlah barang bukti dan sidik jari RMN.
Barang bukti tersebut akan digunakan untuk mengidentifikasi jenis bom yang digunakan. Sementara, identitas sementara akan dikembangkan oleh Densus 88 untuk mengetahui afiliasi pelaku dengan kelompok teroris.
"Diduga pelaku ini melakukan serangan aksi terorisme ini lone wolf. Tetapi perkembangan selanjutnya akan ditentukan tim di lapangan," kata Dedi.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Dewantoro | Editor: Rachmawati)