Namun, Betawi tidak memiliki seperti Istana Pagar Ruyung.
"Istana Pagar Ruyung kita tidak ada," katanya.
Dia mengutip slogan 'Maju Kotanya, Maju Warganya' yang merupakan slogan Anies Baswedan waktu kampanye pilihan kepala daerah DKI Jakarta.
Lalu 'Maju Kotanya, Maju Warganya', kita tidak ada. Belum ada satu rumah adat atau rumah lama yang dipugar atau menjadi cagar Pemda DKI," ujarnya.
Menuturnya, tidak ada satu bangunan di DKI Jakarta yang mewakili peradaban Betawi.
"Yang di Srengseng Sawah itu bohong - bohongan. Itu rumah bikinan kemarin sore, jadi itu tidak mewakili kalau kita bilang rumah bohonh - bohongan. Kalau kita bilang dia tidak mewakili peradaban Betawi," katanya.
Srengseng Sawah adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Baca : Dituduh Cari Sensasi karena Bongkar Kejanggalan APBD DKI, Begini Jawaban Politisi PSI William Aditya
Ridwan kemudian bertanya kepada hadirin di acara ILC, mengenai keberadaan rumah yang berusia 1 abad di Jakarta yang dapat mewakili peradaban Betawi.
"Apakah ada, masih ada rumah yang berusia 1 abad di Jakarta yang mewakili peradaban Betawi? Yang materialnya masih asli? Ada. Saya bisa tunjukkan," tegasnya.
Baginya hal sangat penting terkait dai Maju Kotanya, Maju Waganya adalah kebahagiaan warga.
Bahagia tersebut diukur dari keberadaan rumah yang menjadi ikon suatu masyrakat, yang mampu menampung sejarah masyarakat itu sendiri.
"Kenapa tidak dipikirkan ini? Hal yang sangat penting bahwa kami ini kan, 'Maju kotanya, bahagia warganya'. Sebagai orang Betawi saya belum bahagia," katanya.
Ridwan meminta agar pemerintah bersedia mengusahakan yang terbaik demi kebahagiaan masyarakatnya, dan tidak melupakan jati dirinya sebagai kota yang memiliki sejarah.
"Tolonglah diusahakan Pemda DKI untuk mencari rumah itu. Rumah yang masih berusia 1 abad. Dan itu tembokan, bukan dari gedek. Oke punya," tuturnya bercampur logat Betawi.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)