Diduga, pelaku terpapar radikal dari istrinya.
"Patut diduga, dia (RMN) terpapar dari istrinya dulu. Kemudian baru terpapar di media sosial jejaring istrinya," ungkap Dedi.
Dari hasil pemeriksaan sementara, istri pelaku juga aktif di media sosial dan kerap melakukan komunikasi dengan para napiter.
"Kalau napiter, kontak secara fisik, si istri sering mendatangi, berkunjung ke lapas ataupun ke lokasi. Itu yang masih kita dalami," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019).
Diketahui pelaku masih berstatus mahasiswa dan tercatat sebagai pria kelahiran Medan, Sumatera Utara.
"Inafis berhasil mengidentifikasi pelaku. Pelaku ini inisialnya RMN, usianya 24 tahun, lahir di Medan, statusnya adalah pelajar/mahasiswa," ungkap Dedi.
Kepolisian dalam hal ini Densus 88 Antiteror Polri masih bergerak untuk mengembangkan asal usul pelaku.
"Kemudian yang bersangkutan selain diidentifikasi identitasnya juga masih akan dikembangkan oleh aparat densus 88," katanya.
Mengenai atribut ojek online, Dedi menyebut hal tersebut adalah penyamaran.
"Itu penyamaran. Kan tadi sudah disampaikan bahwa statusnya itu adalah mahasiswa atau pelajar," kata Dedi.
Rumah Guru Ngaji Digeledah
Melansir Tribun Medan, Polisi menggeledah rumah SA di Jl Serdang, Medan Belawan, Kamis (14/11/2019).
Rumah tersebut diduga berkaitan dengan pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.