TRIBUNNEWS.COM - Korban GrabWheels dalam insiden tabrakan yang terjadi antara mobil Camry dan skuter listrik tersebut, temui Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) pada Jumat (15/11/2019).
Korban yang selamat yakni Bagus mengatakan tujuannya ke Kompolnas untuk mengadukan penyidik Ditlantas Polda Metro Jaya yang dinilai berat sebelah dalam mengangani kasusnya.
Menurut Bagus, keterangan yang disampaikan pihak kepolisian sangat berbeda dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Bagus merupakan korban yang berada paling belakang saat insiden tersebut.
Ia menjelaskan kejadian tabrakan yang sangat bertolak belakang dengan pernyataan kepolisian.
Menurutnya saat insiden terjadi tidak ada pertolongan dari tersangka yakni DH.
"Pada waktu saya ketabrak itu, posisi saya paling belakang, saya ketabrak mental ke kap mobil, ke kaca baru ke atap mobil dan jatuh. Dan saat itu tidak ditolong sama sekali oleh pengendara mobil," ujar Bagus, dilansir dari kanal YouTube Kompas TV (16/11/2019).
Baca Juga: Penabrak Pengguna Skuter Listrik jadi Tersangka, tapi Tak Ditahan, Keluarga Kecewa
Jellyta menuturkan alasan ia mendampingi Bagus ke Kompolnas juga didasari karena pernyataan kepolisian yang menganggap insiden tersebut bukanlah tabrak lari.
Menurut Jellyta yang mendapat informasi dari korban selamat mengatakan kalau tersangka DH setelah menabrak pengendara sekuter listrik langsung melarikan diri dengan mobilnya.
Tak ada sikap dari tersangka untuk berbalik dan menolong korban yang telah ditabrak.
"Kepolisian bilang tersangka menolong korban dibelakangnya, tapi menurut teman-teman adik saya tersangka tidak menolong korban yang ditabrak, tapi malah jalan kembali," ungkap Jellyta.
Selain itu mereka juga keberatan terkait tidak adanya penahanan terhadap tersangka.
Diketahui, insiden tabrakan antara mobil Camry dengan skuter listrik terjadi di Senayan, Jakarta Pusat pada Minggu (10/11/2019) dini hari.