TRIBUNNEWS.COM, BALI - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) ke-13 di Bali, pada Jumat malam (15/11/2019).
Dalam sambutanya, Budi Karya mengatakan, Munas Kagama ini jangan hanya dijadikan ajang konsolidasi organisasi semata, namun juga bersama-sama untuk mengkonsolidasikan gagasan sehingga memunculkan pemikiran-pemikiran terbaik untuk kemajuan dan kejayaan bangsa dan negara.
“Saya ingin ingatkan pada kita semua bahwa Indonesia adalah negara besar yang juga memiliki tantangan-tantangan yang besar pula,” kata Budi Karya dalam keteranganya, Sabtu (16/11/2019).
Dihadapan seluruh Alumni yang hadir seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga Ketua Harian Kagama, Rektor Univeraitas Gajah Mada Panut Mulyono dan jajaranya, Menhub mengingatkan bahwa saat ini Indonesia tengah menghadapi bonus demograf dimana usia produktif lebih banyak dibandingkan usia non produktif.
“Bonus demografi bisa menjadi peluang emas bagi negara kita untuk melompat. Tapi juga bisa menjadi bencana jika kita tidak mampu untuk mengelolanya,” ujarnya mengingatkan.
Disisi lain, tantangan besar dunia global yang sangat dinamis membuat situasi tidak pasti. Pasalnya, dari perkiraan lembaga internasional tahun depan akan menuju situasi yang lebih sulit bahkan sudah ada negara yang terkena resesi.
Belum lagi, sambung Budi, persaingan antarnegara semakin sengit dan perang dagang semakin memanas. Namun demikian, dengan berbagai tantangan besar yang harus dihadapi itu tdak menyurutkan langkahnya untuk bergerak menuju Indonesia Maju.
Meski begitu, kata mantan Dirut Angkasa Pura II ini, Presiden Jokowi menargetkan di tahun 2045 Indonesia tidak lagi berstatus sebagai negara berkembang dan ingin keluar dari negara yang berpendapatan menengah.
“Kita harus menjadi negara maju, masuk lima besar ekonomi dunia, dengan kemiskinan mendekati nol persen, itu target yang ingin kita kejar dengan kerja keras, kerja produktif,” demikian Budi.